Logo Bloomberg Technoz

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan bahwa ketiga fasilitas tersebut telah “dihancurkan sepenuhnya,” dan memperingatkan bahwa pemerintahannya akan meningkatkan serangan militer jika Iran tidak setuju untuk berdamai. Pemboman ini terjadi beberapa hari setelah Trump mengatakan akan memutuskan dalam dua pekan apakah akan bergabung dalam kampanye militer Israel terhadap Iran. Israel sendiri mulai melancarkan serangannya pada 13 Juni lalu.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan akan terus menargetkan Israel dan menyebut pangkalan militer AS di kawasan sebagai titik lemah, bukan kekuatan. Namun, IRGC tidak secara langsung mengancam aset milik AS.

Pasar minyak global kini menunggu kemungkinan respons dari Iran, termasuk potensi gangguan terhadap pelayaran di Selat Hormuz—jalur penting di mana sekitar seperlima pasokan minyak dunia melintas setiap harinya—atau bahkan penutupan penuh selat sempit tersebut.

Parlemen Iran telah menyerukan penutupan Selat Hormuz, menurut laporan dari Press TV. Namun, langkah besar seperti ini belum pernah terjadi dalam hampir lima dekade sejarah Republik Islam Iran, dan tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan langsung dari Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Meskipun parlemen Iran memiliki kewenangan dalam urusan domestik dan legislasi, keputusan besar seperti ini dikendalikan oleh kantor Pemimpin Tertinggi dan biasanya dikoordinasikan melalui Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.

Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan, dan memperingatkan bahwa serangan tersebut “tidak akan dibiarkan begitu saja tanpa balasan.”

Sebelumnya, Badan Energi Atom Iran menyebut serangan udara AS sebagai “serangan biadab,” namun menegaskan bahwa mereka tidak akan menghentikan pengembangan program nuklirnya.

“Tindakan tanpa hukum ini tidak akan mampu menghentikan pengembangan industri nasional ini,” kata Badan Energi Atom Iran dalam pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi IRNA.

Badan tersebut tidak mengonfirmasi apakah situs Fordow, Natanz, dan Isfahan benar-benar hancur seperti yang diklaim Trump.

Badan pengawas keselamatan nuklir Iran menyatakan tidak mendeteksi adanya tanda-tanda kontaminasi radioaktif di ketiga lokasi pasca serangan, menurut laporan IRNA. Otoritas juga menyimpulkan bahwa tidak ada ancaman terhadap penduduk di sekitar fasilitas tersebut.

Sementara itu, anggota parlemen Iran Mannan Raisi, yang mewakili daerah Qom—wilayah terdekat dari Fordow—mengatakan bahwa fasilitas tersebut tidak mengalami “kerusakan serius,” dan sebagian besar dampak hanya terjadi pada struktur bangunan di atas tanah. Ia menambahkan bahwa semua material yang berpotensi membahayakan publik di Fordow “sudah dipindahkan terlebih dahulu.”

(bbn)

No more pages