Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia dijadwalkan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur edisi Juni pada siang nanti di Jakarta. 

Pergerakan pasar sejak pagi tadi cenderung bervariasi menunggu keputusan suku bunga kebijakan, BI rate, di tengah lanskap pasar global yang masih diselimuti sentimen negatif eskalasi perang Israel-Iran.

Mengacu data Bloomberg tengah hari ini, rupiah terperosok menyentuh Rp16.320/US$, melemah 0,25% dan menjadi valuta di kawasan Asia dengan pelemahan terdalam.

Sedangkan IHSG menutup sesi pertama perdagangan dengan pelemahan 0,61% akibat arus jual yang melanda saham-saham perbankan. 

Bila rupiah dan saham tertekan, sedikit berbeda dengan pergerakan harga surat utang negara. Melansir data OTC Bloomberg siang ini, SUN tenor pendek di bawah 4 tahun mencatat penurunan yield atau tingkat imbal hasil.

Yield 1Y terpangkas 2,9 basis poin (bps), begitu juga tenor 2Y yang turun 1 bps. Sedangkan tenor 10Y hanya bergerak sedikit 0,1 bps kini di level 6,725%.

Hari ini, Bank Indonesia akan mengumumkan hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur bulanan pada siang hari di Jakarta.

Konsensus pasar sejauh ini memperkirakan BI rate akan ditahan di level 5,50%. Namun, konsensus itu tidak bulat. Ada juga ekonom yang memperkirakan akan ada penurunan bunga acuan.

Sekitar 9 dari 34 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sejauh ini memperkirakan BI akan memangkas bunga acuan lagi sebanyak 25 basis poin hari ini ke level 5,25%.

Sembilan ekonom tersebut kesemuanya berasal dari institusi asing, di antaranya adalah Barclays, Citigroup Securities, Goldman Sachs, HK and SH Banking Corp, Maybank Securities, lalu Nomura Singapore Ltd, BNP Paribas juga ANZ Banking Group serta Credit Agricole CIB.

Sementara di kelompok yang menilai BI rate belum perlu diturunkan lagi, melihat ada risiko jangka pendek dari eskalasi konflik di Timur Tengah saat ini yang perlu dilihat oleh Bank Indonesia meski tren arus masuk modal asing membaik belakangan.

Arus masuk modal asing ke Indonesia dalam 30 hari terakhir memang membesar, sekitar US$ 1,59 miliar ditambah penguatan rupiah lebih dari 1%.

Namun, "Masih ada risiko meningkatnya ketidakpastian di jangka pendek seiring dengan potensi reeskalasi dari perang dagang dan memanasnya tensi geopolitik Timur Tengah. Menimbang berbagai faktor tersebut, Bank Indonesia perlu menahan suku bunga acuannya di 5,50% pada Rapat Dewan Gubernur Juni ini," kata Teuku Riefky, Ekonom LPEM Universitas Indonesia dalam catatannya.

(rui)

No more pages