Penghentian sementara ini menjadi tantangan baru bagi industri otomotif di pasar mobil terbesar dunia tersebut. Sektor ini sebelumnya juga sudah berada di bawah pengawasan ketat usai perang harga berkepanjangan menarik perhatian regulator.
Pada awal Juni, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China bersama dua lembaga lainnya telah memanggil 17 produsen mobil besar untuk membahas berbagai isu, termasuk maraknya mobil bekas “nol kilometer”, menurut laporan Bloomberg News sebelumnya.
“Mobil-mobil ini disorot karena dianggap sebagai taktik curang untuk mengklaim subsidi,” ujar Li Yanwei, penasihat di Asosiasi Dealer Mobil China.
Menurutnya, provinsi Guangdong dan Jiangsu mulai memperketat verifikasi penjualan mobil bekas sejak Mei. Sementara itu, beberapa daerah lain menghentikan program subsidi pada Juni dan mulai menelusuri mobil yang berpindah tangan berkali-kali dalam waktu singkat.
Kementerian Perdagangan China mencatat bahwa hingga akhir Mei 2025, telah ada lebih dari 4,12 juta pendaftar untuk program subsidi tukar tambah kendaraan ini.
(bbn)






























