Logo Bloomberg Technoz

Salah satunya adalah tendangan pisang saat dia menjadi eksekutor tendangan bebas berjarak 36,5 meter saat laga Tournoi de France 1997. Saat itu, dia membungkam seluruh penonton dan pemain Timnas Perancis karena bola tendangannya melengkung tajam dan merangsek ke gawang penjaga gawang, Fabian Barthez.

"Akan datang memberikan spesial bagi pesepakbola muda Indonesia," kata Carlos.

Roberto Carlos. (Tangkapan layar Instagram @erickthohir)

Mantan pemain timnas Italia Marco Materrazi juga mengirimkan video konfirmasi dirinya akan hadir di Jakarta. Mantan pemain klub Inter Milan tersebut akan diingat pecinta sepak bola karena kerap menimbulkan banyak kontroversial saat bermain. 

Salah satunya adalah aksi provokasinya saat laga Final Piala Dunia 2006 di Jerman. Saat itu, dia membuat panas pemain kunci Timnas Perancis Zinedine Zidane pada menit ke-110. Bintang Prancis yang tersulut emosinya tersebut kemudian menandukkan kepala ke dada Materazzi. Hal ini membuat wasit mengeluarkan kartu merah dan mengusir Zidane dari lapangan.

Usai kehilangan Zidane, permain timnas Perancis mengalami penurunan. Meski berhasil menahan imbang Italia hingga akhir babak tambahan atau menit ke-120. Timnas Perancis kalah dalam drama adu penalti.

"Memberikan pelatihan spesial  untuk pesepak bola masa depan sebagai undangan Erick Thohir," kata Materazzi.

Juan Sebastian Veron juga merupakan mantan pemain klub Inter Milan. Pesepakbola asal Argentina ini banyak bermain di klub besar di Italia dan Inggris. Senada dengan Carlos dan Materazzi, dia pun mengatakan menyiapkan sebuah pelatihan khusus untuk bibit sepak bola Indonesia saat datang ke Jakarta. 

Satu-satunya pemain yang bukan berasal dari Klub Inter Milan adalah Eric Abidal. Pemain Timnas Perancis ini lebih banyak menghabiskan karirnya pada klub di Perancis dan Spanyol. "Saya akan datang ke Jakarta," kata Abidal.

Erick sendiri memang pernah memimpin klub Italia, Inter Milan. Dia mengakuisisi 70 % saham Inter Milan senilai lebih dari US$480 juta dari Massimo Moratti, pada 2013. Namun, prestasi salah satu klub besar Italia itu tak cukup baik di bawah kendali Erick Thohir. Prestasi terbaik Inter Milan saat itu adalah hanya finish di peringkat 4 klasemen Liga Italia pada musim 2015-2016 dan 2017-2018.

(frg/ezr)

No more pages