Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) mengatakan progres proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau Kilang Balikpapan sampai saat ini mencapai 94,22%. 

Sekretaris Perusahaan KPI Hermansyah Y Nasroen mengatakan banyak perincian dalam proyek Kilang Balikpapan yang masih terus berprogres.

“Kami usahakan mudah-mudahan dalam tahun ini bisa selesai. [Progresnya sudah] 94,22%,” ujarnya saat ditemui, Jumat (13/6/2025).

Hermansyah menyebut KPI tengah mengejar finalisasi unit-unit penting untuk dituntaskan tahun ini seperti Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) dan gasoline block.

“Kalau dua itu selesai, sudah selesai. Tinggal operational sentence-nya. Kami lakukan yang terbaik, semoga dalam tahun ini bisa selesai. Ini sekarang  kita lagi proses mau percepatan.”

Kondisi CDU IV Kilang Balikpapan usai padam (Dok. Kilang Pertamina Internasional)

Pada kesempatan terpisah sebelumnya, Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman menyatakan proyek RDMP Balikpapan ditargetkan akan selesai pada September 2025. 

Taufik menekankan beberapa upaya telah dilakukan perusahaan untuk mempercepat upaya penyelesaian RDMP Balikpapan. Di antaranya melakukan monitoring dan controling progres kontraktor, perencanaan tambahan reinforcement manpower, hingga pengadaan pelatihan dan suku cadang oleh Pertamina.

Adapun, pencapaian yang telah diklaim telah dilakukan dalam proyek ini yaitu; penggunaan gas pipa dari Senipah ke Balikpapan, menggantikan LPG sebesar 48.000 ton per tahun yang sebelumnya digunakan sebagai bahan bakar.

Gas ini juga dimanfaatkan untuk intake unit sekunder, meningkatkan kapasitas pengolahan dari 33.000 barel per hari menjadi 53.000 barel per hari.

Selain itu, berbagai unit pendukung lainnya yang telah diselesaikan, termasuk revamping dan preflash unit untuk meningkatkan kemampuan pengolahan minyak mentah hingga 100.000 barel per hari. 

Lalu peningkatan fleksibilitas batasan sulfur dari 0,2% menjadi 0,5, penyelesaian tangki minyak mentah Lawe-Lawe dengan kapasitas penyimpanan 2 juta barel, sehingga menjadikan total kapasitas penyimpanan di Lawe-Lawe mencapai 7,6 juta barel.

"Kemudian beberapa unit utilities dan auxiliaries juga sudah diselesiakan, yaitu pasokan cooling water sebesar 34.000 meter kubik per jam. Kemudian, peningkatan pasokan listrik 144 MW dan penambahan tangki feed RFCC kapasitas 98.000 meter kubik," ujarnya dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, akhir Februari.

Taufik menuturkan proyek ini telah melakukan penyelesaian unit Crude Distillation Unit (CDU) 4 yang telah mengalami revamping sehingga kapasitasnya meningkat menjadi 360.000 barel per hari.

Selain itu, proses penyelesaian Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) masih terus berlangsung guna mencapai target produksi sebesar 1,15 juta barel per hari. 

"Deliverable dari proyek yang Dilakukan di Balikpapan adalah peningkatan kapasitas pengolahan dari semula 260.000 BOPD [barel per hari] menjadi 360.000 BOPD. Kemudian kompleksitas kilang ditingkatkan menjadi NCI [Nelson Complexity Index] 8. Kemudian kualitas produk BBM yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan menajdi setara Euro V atau kandungan sulfurnya 10 ppm, atau dari  sebelumnya Euro II," ujarnya. 

"Adapun, produk yang akan dihasilkan dari RDMP Balikpapan adalah BBM, LPG, dan petrokimia dengan jumlah 142 BPOD untuk BBM, kemudian LPG ada penambah 336.000 ton per tahun. Petrokimia ada produksi propylene 225.000 ton per tahun untuk feedstock yang akan dikirimkan sebagai feedstock dari new Politama Propindo di Balongan," ujarnya. 

(wdh)

No more pages