Logo Bloomberg Technoz

Saham Minyak Memanas Tersulut Serangan Israel Sasar Nuklir Iran

Muhammad Julian Fadli
13 June 2025 10:35

Ilustrasi Pengeboran Minyak (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Pengeboran Minyak (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham-saham energi mencetak penguatan paling tinggi hingga turut jadi penopang IHSG kala melemah. Sentimen kecemasan pasar atas Israel menyerang Iran yang menargetkan fasilitas nuklir dan lingkungan militer di Teheran, jadi penyulut.

Melesatnya harga minyak bermula dari tersiarnya kabar Presiden AS Donald Trump mengatakan Israel "sangat mungkin" menyerang Iran, subuh tadi. Kepergian staff AS dari Timur Tengah—di mana negara-negara termasuk anggota OPEC+ seperti Iran, Arab Saudi, dan Irak memproduksi nyaris sepertiga minyak mentah dunia—memperkuat kegelisahan pasar tentang serangan yang akan terjadi, sehingga mendorong harga melejit.

Harga Saham ENRG Lompat 9% Tersengat Kenaikan Harga Minyak (Bloomberg)

Adapun ketidakstabilan ini bisa mengganggu produksi minyak dari Timur Tengah, meningkatkan gangguan suplai di tengah ketegangan konflik Timur Tengah, eskalasi yang tajam tetapi singkat yang mengancam akan memicu putaran serangan baru.


JPMorgan Chase and Co mengatakan harga minyak bisa mencapai US$130 dalam skenario terburuk. AS dan Iran dijadwalkan mengadakan tahap keenam perundingan nuklir di Oman pada Minggu 15 Juni, tadinya, sebelum Israel meluncurkan serangan udara ke Iran pada Jumat pagi setempat.

Kecemasan yang terjadi membayangi sentimen Bullish yang memicu reli tajam harga minyak dunia mengangkat West Texas Intermediate (WTI) naik di atas US$75,77 per barel. Melesat 11% dari pembukaan perdagangan, berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 10.00 WIB.

Pergerakan Harga Minyak WTI./dok. Bloomberg