Logo Bloomberg Technoz

Produksi tahun ini diperkirakan hanya mencapai 370.000 ton hingga 420.000 ton, turun dari target sebelumnya di kisaran 520.000 ton hingga 580.000 ton. Target produksi 600.000 ton untuk 2026 resmi ditarik sambil menunggu evaluasi lebih lanjut.

Investor Ivanhoe dan pelaku pasar logam kini mencermati secara ketat perkembangan kompleks tambang Kamoa-Kakula—salah satu tambang tembaga terbesar di dunia—tiga pekan setelah gangguan operasi pertama kali diumumkan.

Insiden ini menambah daftar panjang gangguan sisi pasokan yang memicu kekhawatiran terhadap potensi pengetatan pasokan global

Rencana Operasi Kakula

“Masih terlalu dini untuk memperkirakan secara akurat dampak gangguan dari potensi aktivitas seismik berikutnya, integritas infrastruktur bawah tanah, kemampuan mempercepat operasi, penyelesaian proses pengeringan, hingga waktu yang dibutuhkan untuk mengakses area penambangan baru,” tulis Ivanhoe dalam pernyataan resminya.

Ivanhoe menambahkan, penambangan di sisi timur Kakula akan segera dimulai, dengan fokus pada area baru di sebelah timur zona kerja saat ini. Ketinggian air di area tersebut sudah stabil, namun proses pengeringan baru akan dimulai pada kuartal berikutnya.

Sepanjang sisa 2025, tim tambang bawah tanah akan fokus pada peningkatan produksi di sisi barat Kakula, pengembangan area tambang baru di sisi timur, dan peningkatan produksi dari area Kamoa. Ivanhoe menegaskan, masih terlalu dini untuk mengungkap rencana produksi 2026 dan 2027.

Saham Ivanhoe ditutup turun 5,9% pada perdagangan Rabu waktu Toronto. Sementara harga tembaga di London Metal Exchange naik 0,5% menjadi US$9.692 per ton per pukul 11.09 waktu Shanghai.

Kepemilikan Kamoa-Kakula terbagi rata antara Zijin Mining Group Co. dan Ivanhoe masing-masing sebesar 39,6%, sedangkan pemerintah Kongo menguasai 20%.

Selain itu, Zijin juga memegang lebih dari 10% saham Ivanhoe, sementara CITIC Metal tercatat sebagai pemegang saham terbesar perusahaan tambang asal Kanada tersebut.

(bbn)

No more pages