Logo Bloomberg Technoz

Greget pemodal yang kembali membaik di pasar ekuitas AS, mungkin akan menularkan selera berinvestasi yang makin membaik pada investor global di pasar emerging market, termasuk di Indonesia.

Rupiah juga bisa berharap animo asing ke pasar surat utang negara bertahan stabil seiring dengan pelebaran lagi tingkat imbal hasil SUN dengan US Treasury, menjadi 231 basis poin pagi ini, menyusul penurunan yield UST kemarin. 

Per 21 Mei lalu, pada hari ketika Bank Indonesia memutuskan memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin, pemodal asing memborong SUN senilai US$ 38 juta sehingga sepekan ini global fund sudah membukukan net buy di fixed income asset sebesar US$ 207,3 juta.

Analisis teknikal

Rupiah secara teknikal masih berpeluang melanjutkan penguatan, akan tetapi mulai terbatas dibayangi sentimen pasar. Level resistance terdekat rupiah ada pada level Rp16.310/US$. Lalu, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.300/US$ usai break trendline sebelumnya, dan juga terdapat Rp16.200/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah di dalam time frame daily, tren jangka menengah (Mid-term) perdagangan.

Selanjutnya nilai rupiah memiliki level support terdekat pada level Rp16.350/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.400/US$ sebagai support psikologis juga Rp16.450/US$ dalam sepekan.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah Jumat 23 Mei 2025 (Riset Bloomberg Technoz)

Obligasi AS pulih

Pemulihan pasar obligasi pada Kamis turut didukung oleh data ekonomi.

Aktivitas bisnis dan ekspektasi output AS menunjukkan perbaikan seiring meredanya kecemasan terkait perdagangan, meski tekanan harga masih terus meningkat.

Klaim pengangguran awal (turun ke level terendah dalam empat minggu, menunjukkan pasar tenaga kerja yang masih solid. Namun, penjualan rumah lama justru turun di luar perkiraan.

“Data ekonomi ‘keras’ belum menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang tertekan,” kata Don Rissmiller dari Strategas, dilansir dari Bloomberg.

“Sebagian aktivitas ekonomi tampaknya ditarik ke depan sebelum tarif diberlakukan. Dampaknya akan terasa mulai sekarang, dan sinyal dari pasar obligasi kepada politisi akan menambah tekanan bagi sektor ekonomi yang sensitif terhadap suku bunga seiring negosiasi anggaran berjalan sepanjang musim panas.”

Komentar dovish pejabat The Fed juga memberi penguatan pada pasar.

Deputi Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan bank sentral bisa mulai memangkas suku bunga pada paruh kedua 2025, jika tarif perdagangan yang diberlakukan pemerintahan Trump terhadap mitra dagang AS bisa diturunkan ke kisaran 10%.

“Jika tarif bisa ditekan ke sekitar 10% dan semuanya disepakati dan selesai sekitar Juli, maka kita berada dalam posisi yang cukup baik untuk paruh kedua tahun ini,” ujar Waller dalam wawancara di Fox Business, Kamis.

Hari ini, pemodal menunggu rilis data perkembangan uang beredar Indonesia untuk bulan April. Data neraca pembayaran (NPI) yang mencatat defisit, juga nilai defisit transaksi berjalan yang lebih besar ketimbang ekspektasi, yang dilansir kemarin nyatanya tidak memberi tekanan pada pasar.

(rui)

No more pages