Logo Bloomberg Technoz

Kecilnya bobot juga tidak menarik bagi investor asing. Kondisi-kondisi ini ditengarai jadi faktor semakin kecilnya bobot saham di Indonesia dalam MSCI.

Nyoman tak menampik situasi tersebut, meski ukuran emisi IPO bukan satu-satunya faktor sukses di pasar.

Karena selain jumlah emisi, kondisi fundamental perusahaan baik aspek keuangan maupun operasional, aspek legal, tata kelola, aspek bisnis dan potensi pertumbuhan ke depan menjadi faktor yang juga tak kalah penting.

BEI juga telah menetapkan persyaratan mengenai minimum free float bagi perusahaan tercatat dengan harapan menjamin kecukupan jumlah saham yang tersedia bagi investor publik. 

Meski begitu, sebagai regulator, BEI akan terus berusaha adaptif terhadap dinamika pasar serta kebutuhan untuk meningkatkan inklusi dengan tetap memperhatikan aspek kualitas khusunya dalam penerbitan efek. 

"Kami secara berkala melakukan evaluasi, benchmarking dengan Bursa global, dengar pendapat dengan staheholders agar ketentuan dan peraturan yang diterbitkan BEI senantiasa relevan dengan kondisi pasar yang terus berkembang," jelas Nyoman.

Oleh karena itu, batasan minimal free float terus dikaji dan aturan finalnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.

"Konsep perubahan ini akan kami publikasikan dalam waktu dekat untuk mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan, sebelum diajukan kepada otoritas untuk mendapatkan persetujuan".

Sambil berjalan, BEI tahun ini juga menargetkan lima IPO lighthouse, yakni IPO dengan kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float minimal 15%. Tiga diantaranya sudah listing, yakni RATU, CBDK, dan YUPI.

(dhf)

No more pages