Dalam pertemuan itu, AZEC lewat Japan Bank for International Cooperation (JBIC) telah meneken financial close untuk proyek ekspansi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Muara Laboh garapan PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML).
Kerja sama kerangka AZEC itu menyalurkan pembiayaan sebesar US$500 juta atau sekitar Rp8,2 triliun (asumsi kurs saat ini) untuk proyek ekspansi panas bumi tersebut.
Airlangga menuturkan pendanaan dari AZEC itu diarahkan untuk kelanjutan proyek Unit 2 Muara Laboh dengan kapasitas setrum 80 megawatt (MW). Unit 2 Muara Laboh ini ditargetkan beroperasi komersial atau commercial operation date (COD) pada 2027.
Selanjutnya, ekspansi untuk Unit 3 Muara Laboh dengan kapasitas 60 MW ditargetkan COD pada 2033 mendatang. Adapun, Unit 1 Muara Laboh telah beroperasi komersial pada 2019 lalu, dengan kapasitas setrum sekitar 85 MW.
Seperti diketahui, PLTP Muara Laboh dioperasikan oleh SEML, usaha patungan antara Supreme Energy Sumatera, Sumitomo Corporation dan Inpex Geothermal Ltd.
“Dan kunjungan mantan perdana menteri ini menegaskan komitmen kuat Indonesia dan Jepang untuk bekerja sama di masa depan yang berkelanjutan dan rendah karbon,” tuturnya.
Dari aspek hubungan perdagangan dan investasi, kedua negara terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Pada tahun 2024, volume perdagangan bilateral mencapai USD35 miliar, dan investasi Jepang di Indonesia tercatat sebesar USD3,5 miliar, meningkat 52% dibandingkan tahun 2021.
Jepang menjadi sumber investasi terbesar keenam Indonesia, dengan lebih dari 12.000 proyek di berbagai sektor strategis.
PLN Lelang Proyek Transmisi Sumatera-Jawa
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengatakan sejumlah perusahaan listrik asal China, Jepang dan Prancis tengah menyusun dokumen penawaran atau bidding document untuk proyek transmisi Sumatra-Jawa.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi mengatakan sejumlah perusahaan yang saat ini menyusun bidding document dan berunding dengan PLN adalah State Grid Corporation of China (SGCC), Hitachi ABB Power Grids, Kansai Electric Power Co. Inc., dan Électricité de France S.A.,.
“[Bidding document] kita harapkan dalam waktu cepat bisa selesai kalau bisa di tahun ini. Harus tahun ini kita selesaikan karena harus kita kejar 2029-2030 harus [transmisi dari Sumatera],” ujar Evy saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2024).
Menurut Evy, tahapan bidding document harus diselesaikan dalam waktu cepat. Sehingga PLN bisa melanjutkan ke tahapan selanjutnya yakni membuka tender transmisi Sumatra-Jawa.
“Untuk bisa transfer dari Sumatera dibutuhkan transmisi ke Jawa. Pembangunan itu akan memakan waktu 7-8 tahun makanya dari saat ini kita sudah mulai melakukan proses untuk tendering awal,” ujarnya.
(naw)