Menurut laporan manajemen, laba bersih divisi otomotif & mobilitas grup susut 4% menjadi Rp2,7 triliun, disebabkan karena volume penjualan yang lebih rendah di tengah pelemahan pasar otomotif nasional.
Astra mengutip data penjualan mobil dan motor secara nasional masing-masing turun 5% dan 3%. Meski begitu, bisnis komponen di perusahaan Astra Otopart (80% dimiliki ASII) masih naik 7% menjadi Rp405 miliar.
Koreksi yang cukup lebar juga terjadi pada lini bisnis alat berat, pertambangan, kontruksi dan energi. Seperti diketahui, PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,9% sahamnya dimiliki ASII, mencatatkan penurunan laba 30% menjadi Rp2 triliun.
Anak usaha UNTR di bidang pertambangan batu bara melaporkan penjualan batu bara dari tambang miliknya sebesar 3,2 juta ton, termasuk 1,1 juta ton batu bara metalurgi sepanjang kuartal I-2025.
Hanya saja, penjualan batu bara ini lebih rendah dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya di angka 3,3 juta ton. Adapun, pendapatan dari sektor batu bara turut tertekan karena pelandaian harga komoditas emas hitam tersebut.
“Laba bersih Grup pada kuartal pertama tahun 2025 lebih rendah, terutama mencerminkan kondisi ekonomi yang masih lemah dan harga batu bara yang mengalami penurunan dari level tertinggi sebelumnya,” kata Djony.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan ASII mengalami peningkatan ke level Rp66,3 triliun, atau naik 4,21% dari posisi beban tahun sebelumnya di angka Rp63,62 triliun.
Sebagian besar beban pokok pendapatan itu berasal dari komponen beban pokok bahan baku, barang jadi dan barang habis pakai yang digunakan grup.
Adapun, ASII mencatatkan beban pokok bahan baku itu sebesar Rp47,69 triliun sepanjang kuartal I-2025, naik 4,58% dari posisi beban pokok bahan baku kuartal-I tahun sebelumnya di level Rp45,6 triliun.
“Kami akan terus memantau perkembangan kondisi makro ekonomi seraya tetap fokus menjaga disiplin keuangan dan operasional Grup,” tuturnya.
ASII mencatatkan posisi liabilitas sebesar Rp212,94 triliun per Maret 2025, naik 6,81% dari posisi liabilitas yang berakhir Desember 2024 di angka Rp199,37 triliun.
Sementara itu, jumlah ekuitas ASII mencapai Rp281,77 triliun per Maret 2025, naik 3,60% dibandingkan dengan posisi ekuitas yang berakhir Desember 2024 sebesar Rp271,97 triliun.
ASII mencatatkan jumlah aset dengan nilai Rp494,72 triliun per Maret 2025, berasal dari aset lancar sebesar Rp195,06 triliun dan aset tidak lancar mencapai Rp299,66 triliun.
(fik/naw)





























