Selain McDonald’s, pelemahan sentimen konsumen juga berdampak pada kinerja Chipotle Mexican Grill Inc dan Starbucks Corp. McDonald’s sebelumnya telah memperingatkan bahwa konsumen berpendapatan rendah menjadi kelompok yang paling terdampak tekanan ekonomi.
“Konsumen saat ini sedang menghadapi ketidakpastian,” ujar CEO McDonald’s Chris Kempczinski dalam pernyataan resmi. Meski begitu, ia menyatakan yakin McDonald’s tetap bisa memenangkan pangsa pasar di tengah kondisi sulit.
Secara global, penjualan di gerai yang telah beroperasi minimal 13 bulan turun 1% dibanding tahun lalu, meleset dari estimasi rata-rata analis Bloomberg. Laba per saham (EPS) di luar item tertentu masih sejalan dengan ekspektasi.
Kinerja McDonald’s di Inggris turut membebani salah satu divisi internasionalnya. Sebaliknya, di wilayah internasional lain seperti Timur Tengah dan Jepang, same-store sales tumbuh 3,5%. Tahun lalu, wilayah ini sempat tertekan akibat boikot terhadap merek-merek asal AS menyusul konflik Israel–Hamas. McDonald’s memperkirakan dampak tersebut akan bertahan hingga konflik mereda.
Perusahaan juga menyebut perbandingan dengan kuartal I-2024—yang memiliki satu hari tambahan karena tahun kabisat—turut menekan angka penjualan.Pendapatan McDonald’s, yang terdiri dari penjualan restoran milik perusahaan dan biaya dari waralaba, tercatat di bawah ekspektasi Wall Street.
Beberapa analis telah menurunkan proyeksi kinerja McDonald’s sebelum laporan kuartalan, dengan alasan cuaca buruk dan perilaku konsumen yang cenderung menahan belanja.
Namun, data pihak ketiga menunjukkan adanya perbaikan tren pada April, seiring peluncuran menu edisi terbatas bertema Minecraft. Sejumlah analis juga optimistis produk baru seperti chicken McCrispy strips dan kembalinya menu Snack Wraps bisa mendorong penjualan ke depan.
McDonald’s tetap mempertahankan proyeksi kinerja tahun 2025, termasuk belanja modal antara US$ 3 miliar hingga US$ 3,2 miliar, serta margin operasional di kisaran menengah hingga tinggi 40%.
(bbn)



























