Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membeberkan torehan lifting minyak nasional baru mencapai 580.000 barrel per day (bopd) awal tahun ini.
Torehan itu lebih rendah 4,13% dari target lifting minyak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar 605.000 bopd.
"Lifting minyak kita sekarang kan hanya 580 ribu barrel per day dan di dalam APBN kita 605 ribu barrel per day di tahun 2025,” kata Bahlil saat kunjungan ke Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam & fasilitas OFR di Bakau, Balikpapan dikutip dari siaran pers, Kamis (1/5/2025).
Bahlil mengatakan kementeriannya berupaya untuk meningkatkan capaian lifting seperti yang ditetapkan dalam APBN tahun ini. Malahan, kata Bahlil, target lifting menjadi prioritas dalam pemerintahan Prabowo Subianto kali ini.
"Arahan Bapak Presiden Prabowo, meminta kepada kita (ESDM), pada tahun 2029 minimal 900 ribu barrel oil per day hingga 1 juta bopd," kata dia.
Belakangan, Kementerian ESDM tengah mempercepat pengembangan sejumlah proyek hulu migas strategis seperti milik kontraktor asal Italia, Eni.
Raksasa migas Italia itu tengah mendorong 2 proyek strategis di antaranya Indonesia Deepwater Development (IDD) atau Southern Hub dengan cadangan 2,67 trillion cubic feet (TCF) dan 66 juta barel minyak, serta Geng North dengan cadangan 5,3 TCF gas.
Perkiraan investasi untuk 2 proyek itu masing-masing US$3,7 miliar untuk Southern Hub (IDD) dan US$11,4 miliar untuk Northern Hub, Geng North.
“Salah satu contohnya adalah Eni. Kalau jadi 2029 rencana proyeknya selesai, tapi kita minta dimajukan menjadi tahun 2028, itu akan menghasilkan kurang lebih sekitar 1.500 mm gas dan 90.000 barel kondensat,” tuturnya.
Selain mempercepat proyek baru, optimalisasi sumur-sumur tua (idle well) juga menjadi perhatian.
Dalam kunjungan lainnya ke Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Bahlil melihat langsung operasi produksi bahkan proses peningkatan lifting dari sumur-sumur yang telah lama berproduksi.
"Kita tadi ke Pertamina Hulu Mahakam dan kita ngecek sekalipun ini memang sumur-sumur tua, tapi mereka masih mampu mempertahankan lifting ," kata Bahlil.
Upaya peningkatan produksi itu, dia menambahkan, bisa mendongkrak asumsi awal penurunan dari portofolio PHM sekitar 200 MMscfd sampai 300 MMscfd, belakangan naik menjadi 400 MMscfd sampai dengan 500 MMscfd.
Di sisi lain, dia mengatakan, penyederhanaan perizinan juga menjadi salah satu fokus penting pemerintah dalam mendukung peningkatan produksi migas.
Bahlil menilai, regulasi yang sederhana dan tidak berbelit-belit akan memudahkan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menjalankan aktivitas operasionalnya di lapangan.
(naw)