"Saat Anda melihat apa yang terjadi, saya kira memang begitu. Saya katakan akan ada transisi," jelas Trump tentang reaksi pasar. "Orang-orang belum memahaminya, sekarang mereka mulai memahaminya."
Ketika ditanya mengenai konsesi yang ingin ia lihat dari Beijing, Trump mengatakan ia ingin China membuka ekonominya—tetapi ia yakin hal itu tidak akan terjadi, sehingga ia tidak yakin akan mengupayakannya sebagai bagian dari perundingan tarif.

"Itu akan sangat bagus. Itu akan menjadi kemenangan besar. Namun, saya bahkan tidak yakin saya akan memintanya karena mereka tidak ingin itu terbuka, mereka tidak menginginkannya terbuka," ucap Trump.
Pada Jumat waktu setempat terjadi gejolak di Wall Street, di mana saham-saham memangkas sebagian besar kenaikan hari itu karena para pedagang mengurai sinyal yang saling bertentangan dari Trump tentang kemajuan yang dia buat dalam negosiasi tarif. Indeks S&P 500 masih mencatat kenaikan terpanjang sejak Januari.
Dalam beberapa hari terakhir, Trump memberi pesan yang beragam tentang status pembicaraan dengan China, bahkan saat Beijing membantah bahwa negosiasi antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia ini sedang berlangsung.
"Kami bertemu dengan China. Kami baik-baik saja dengan semua orang," klaim Trump dalam wawancara dengan Majalah Time yang diterbitkan sebelumnya pada Jumat.
Namun, Trump juga mengatakan tidak akan menelepon Presiden Xi Jinping jika mitranya dari China tidak meneleponnya terlebih dahulu. Kemudian dia mengatakan bahwa panggilan telepon tersebut sudah terjadi, tanpa memberikan rinciannya.
"Dia sudah menelepon. Dan saya rasa itu bukan tanda kelemahan dari pihaknya," ujar Trump.
Presiden AS menolak menjawab pertanyaan dari wartawan pada Jumat soal pembicaraannya dengan Xi. Trump bilang, "saya akan memberi tahu Anda pada waktu yang tepat. Mari kita lihat apakah kita bisa membuat kesepakatan."
Trump awal bulan ini mengumumkan kenaikan tarif yang tajam terhadap sekitar 60 negara. Namun, tak lama kemudian pungutan itu ditunda selama tiga bulan untuk memungkinkan mitra dagang merundingkan kesepakatan, dan mempertahankan tarif dasar 10% selama periode negosiasi.
Hal ini memicu serentetan kunjungan dari delegasi asing yang ingin mencapai kesepakatan, tetapi pemerintahan Xi Jinping mengambil sikap yang lebih menantang.
Dalam wawancara dengan Time, Trump juga mengatakan ia berharap bisa menyelesaikan kesepakatan perdagangan dengan mitra-mitra AS "selama tiga hingga empat pekan ke depan."
"Saya akan menyelesaikannya. Sekarang, beberapa negara mungkin akan kembali dan meminta penyesuaian. Saya akan mempertimbangkannya, tetapi pada dasarnya saya akan, dengan pengetahuan yang luas, siap," imbuhnya.
Trump mengatakan kepada para wartawan pada Jumat di Gedung Putih bahwa ia "berhubungan sangat baik dengan Jepang" dan kesepakatannya sudah "sangat dekat."
Trump dalam wawancara tersebut menepis laporan bahwa Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick meyakinkannya untuk menunda tarif resiprokal dan mengaku "tidak khawatir" dengan gejolak di pasar obligasi dan saham akibat bea masuk yang lebih tinggi.
"Mereka tidak memberi tahu saya. Saya yang melakukannya," kata Trump. "Pasar obligasi sedang mengalami gejolak, tetapi saya tidak."
(bbn)