Logo Bloomberg Technoz

"Kebijakan kami saat ini mengharuskan karyawan hibrida hadir di kantor sekitar tiga hari per minggu. Namun, kepatuhan terhadap kebijakan ini masih belum merata,” tulis Tan. “Saya percaya kantor harus menjadi pusat kolaborasi dinamis yang mencerminkan budaya kerja kami."

Tan mengonfirmasi bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) akan dimulai pada kuartal ini. "Kami harus menyeimbangkan pengurangan jumlah karyawan dengan kebutuhan mempertahankan dan merekrut talenta kunci," lanjutnya.

"Keputusan ini tidak akan diambil dengan mudah."

Dalam konferensi pendapatan pertamanya sebagai CEO, Tan mengakui jalan menuju pemulihan akan panjang. Tidak ada rencana konkret yang ia sampaikan, termasuk soal kemungkinan pemisahan bisnis desain dan manufaktur yang telah lama menjadi spekulasi pasar. Namun, penghematan biaya disebut sebagai prioritas utama, termasuk pemangkasan belanja pabrik dan peralatan sebesar US$2 miliar (Rp33,6 triliun).

Intel menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan daya saing di tengah kebangkitan kecerdasan buatan (AI), di mana perusahaan seperti Nvidia Corp. telah mendominasi pasar dan melampaui Intel dalam hal pendapatan dan kapitalisasi pasar.

Perusahaan memperkirakan pendapatan kuartal kedua berada di kisaran US$11,2 hingga US$12,4 miliar, lebih rendah dari ekspektasi analis sebesar US$12,9 miliar dolar AS. Pada kuartal pertama, Intel mencatatkan kerugian 19 sen per saham, atau lebih kecil dari prediksi analis yang memperkirakan kerugian 22 sen per saham.

Zinsner memperingatkan kenaikan permintaan pada kuartal pertama kemungkinan besar berasal dari penarikan pesanan dari kuartal kedua karena kekhawatiran terhadap tarif. Hal ini dapat menyebabkan pelemahan permintaan pada periode berikutnya.

Meski sempat dijauhi investor dalam beberapa tahun terakhir, saham Intel naik 7,2% sepanjang 2025. Sebagai perbandingan, indeks Semikonduktor Philadelphia turun hampir 16% pada periode yang sama. Namun, Intel tetap mewaspadai potensi penurunan belanja konsumen dan investasi di pusat data, serta dampak dari ketidakpastian kebijakan perdagangan global.

Margin kotor yang disesuaikan untuk kuartal pertama tercatat sebesar 39,2% dan diperkirakan turun menjadi 36,5% pada kuartal kedua. Sebagai catatan, pada masa jayanya, margin kotor Intel rutin berada di atas 60%, sedangkan margin Nvidia kini melampaui 70%.

Intel juga tengah mempertimbangkan pemangkasan tenaga kerja lanjutan, setelah tahun lalu memangkas sekitar 15.000 posisi. Bloomberg News melaporkan bahwa perusahaan berencana memangkas hingga lebih dari 20% karyawan. Sebagai perbandingan, Nvidia hanya memiliki sepertiga jumlah pegawai Intel, namun mencatat pendapatan lebih tinggi. Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. bahkan mencatatkan pendapatan dua kali lipat dari Intel dengan tenaga kerja yang lebih ramping.

Tan menegaskan bahwa budaya birokratis di Intel harus dirombak. Ia berencana memangkas lapisan manajemen, mendorong kehadiran fisik di kantor, dan melakukan efisiensi di berbagai lini. Namun, langkah konkret untuk mengatasi kerugian di lini bisnis pengecoran (foundry), yang membuat chip bagi pihak ketiga, belum dijabarkan secara jelas.

Yang paling mencolok adalah kondisi jangka pendek Intel yang dinilai lebih buruk dari perkiraan. Prospek pendapatan kuartal berikutnya jauh di bawah ekspektasi analis, dan Zinsner memperingatkan bahwa resesi akibat tarif dapat menekan permintaan chip secara signifikan. Saham Intel langsung turun lebih dari 5% dalam perdagangan pra-pasar pada Jumat.

"Bahkan dengan pemangkasan biaya dan langkah strategis, Intel masih menghadapi tantangan eksternal seperti meningkatnya persaingan, lemahnya portofolio produk AI, serta minimnya pelanggan signifikan di bisnis pengecoran," tulis analis Edward Jones, Logan Purk, dalam sebuah catatan. "Ini adalah kuartal yang mengecewakan dan menambah deretan hasil pendapatan lemah bagi Intel."

Intel belum mengumumkan rincian biaya satu kali yang akan timbul akibat PHK, namun memproyeksikan biaya operasional akan turun menjadi sekitar US$17 (Rp286,25 triliun) miliar dolar tahun ini, dan US$16 miliar (Rp269,41 triliun) pada 2026.

(prc/spt)

No more pages