Logo Bloomberg Technoz

BPS mencatat adanya penurunan harga komoditas energi. Penurunan harga komoditas energi didorong oleh penurunan harga minyak mentah dan batu bara.

BPS melaporkan neraca perdagangan barang Indonesia surplus US$4,33 miliar, atau naik US$1,23 miliar secara bulanan. dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus pada Maret 2025 lebih ditopang oleh surplus dari komoditas nonmigas, yakni sebesar US$6 miliar. Komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

"Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas defisit US$1,67 miliar, dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah," kata Amalia dalam Konferensi Pers Neraca Perdagangan periode Maret 2025, Senin (21/4/2025).

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2025 tercatat US$23,35 miliar, meningkat 5,95% secara bulanan dibanding Februari 2025, dan naik 3,16% secara tahunan dibanding Maret 2024.

Nilai ekspor migas pada Maret 2025 tercatat US$1,45 miliar atau naik 28,81% secara bulanan. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas naik 4,71% dengan nilai US$21,8 miliar.

Sementara itu, total nilai impor Indonesia pada Maret 2025 tercatat US$18,92 miliar, meningkat 0,38% secara bulanan dibanding Februari 2025, dan melonjak 5,34% secara tahunan dibanding Maret 2024.

Nilai impor migas pada Maret 2025 tercatat sebesar US$3,13 miliar atau naik 9,07% secara bulanan. Sementara itu, impor nonmigas US$15,79 miliar atau turun 1,18% secara bulanan.

(lav)

No more pages