Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) perbankan tumbuh sebesar 2,22% pada Februari 2025 dibandingkan dengan kenaikan pada Januari yang sebesar 2,18%.

OJK juga mencatat rasio NPL net sebesar 0,81% pada Februari, yang naik dari bulan sebelumnya sebesar 0,79%.

Sementara itu, kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR) juga relatif stabil, tercatat sebesar 9,77% pada bulan kedua tahun ini dari 9,72% bulan sebelumnya. Rasio LAR tersebut juga sudah di bawah level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93% pada Desember 2019.

“Meskipun meningkat dari bulan sebelumnya, rasio NPL growth dan LAR menurun dari posisi Februari 2024 [atau secara year on year/yoy] masing-masing sebesar 2,35% dan 11,56%,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae pada RDKB OJK, Jumat (11/4/2025).

Adapun, rasio kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai di level tertinggi yaitu sebesar 26,98%. Sementara itu, pada Januari tercatat sebesar 27,01%. “Ini menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah kondisi ketidakpastian global,” katanya.

Porsi kredit buy now pay later (BNPL) perbankan sepanjang Februari 2025 tercatat sebesar 0,25%. Adapun, debit kredit BNPL tumbuh 36,60% yoy menjadi Rp21,98 triliun, dengan jumlah rekening mencapai Rp23,66 juta atau turun dari Rp24,44 pada Januari.

Pada kesempatan yang sama, OJK melaporkan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 10,30% yoy pada Februari, naik dari Januari sebesar 10,27% menjadi sebesar Rp7.825 triiliun. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh sebesar 14,62%.

Selanjutnya, kredit konsumsi naik sebesar 10,31%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh 7,66%.

Bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, sebesar 10,93% yoy. Berdasarkan kategori debitur, kredit korporasi tumbuh 15,95%, sementara kredit UMKM tumbuh 2,51%

(fik/wdh)

No more pages