IHSG dalam dua hari perdagangan setelah libur Lebaran telah melemah 8,5%. Pada bagian lain itu nilai tukar Rupiah masih tetap ditahan di bawah level 17.000 efek intervensi yang dilakukan Bank Indonesia (BI) di pasar offshore dan domestik.
Harga komoditas emas dunia terus naik dan hingga Kamis siang nilainya berada di level US$3.127,18 berdasarkan catatan Bloomberg Dollar Spot Index di pasar spot.
Pasca penundaan pemberlakuan tarif oleh Trump, bursa AS mencatatkan kenaikan dengan indeks S&P 500 bertengger di level 5.456,9 (+9,5%). Nasdaq 100 melompat 12%. Wall Street bahkan mencatatkan pergerakan terbaik harian sejak 2008.
“Saya telah mengesahkan penangguhan selama 90 hari dan penurunan tarif resiprokal secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga akan segera berlaku,” kata Trump. Pasar saham Asia juga mengekor rebound. Indeks di Jepang, Australia, dan Korea Selatan yang naik, menjadi simbol meredanya gejolak pasar meskipun sementara.
Andy Sieg, Global Wealth Head Citigroup Inc, memberi saran kepada para klien untuk tetap waspada akan terjadinya kembali volatilitas ekstrem. Ia menyarankan investasi secara disiplin pada saat dunia bergerak sangat cepat.” Ia mengatakan bahwa sekarang bukan waktunya untuk menambah aset-aset berisiko.
“Dunia sekarang tahu bahwa pergeseran tektonik ini sedang terjadi,” kata eksekutif yang berbasis di New York ini, mengacu pada kenaikan tarif yang sedang berlangsung di AS dan Cina. “Yang belum kita ketahui adalah bagaimana dampaknya terhadap aktivitas ekonomi dan pendapatan perusahaan.”
Phintraco Sekuritas menyatakan “penundaan ini memberi waktu lebih lama bagi negara-negara untuk melakukan negosiasi dengan AS. Kebijakan ini diharapkan dapat meredam potensi tariff wars meluas ke negara di luar China.”
(prc/wep)






























