Terlebih, pemerintah belum kunjung menyelesaikan pembangunan infrastruktur jaringan pipa Natuna ke Batam, untuk sepenuhnya mengalihkan produksi gas dari Natuna ke dalam negeri.
Menurut Djoksis, sapaan Djoko, swap gas itu mulai dilakukan pada Juni tahun ini. Targetnya, pengurangan ekspor gas pipa dari Sumatra sekitar 30 juta kaki kubik per hari (MMscfd). “Untuk sementara targetnya 30 MMscfd, 3 kargo lah,” kata dia.
Realisasi Ekspor
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan sebanyak 67% pemanfaatan gas bumi Indonesia sudah difokuskan untuk kebutuhan pasar domestik, dan hanya 33% untuk diekspor.
Realisasi ekspor gas bumi sepanjang tahun lalu tercatat sebanyak 1.905 billion british thermal unit per day (BBtud), sedangkan untuk serapan domestik sjumlah 3.881 Bbtud. Adapun, total gas bumi yang termanfaatkan mencapai 5.786 BBtud.
Menurut data realisasi kinerja sektor ESDM periode 2024 yang diumumkan Senin (3/2/2025) oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, sebanyak 1.357 bbtud gas yang diekspor Indonesia pada 2024 merupakan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Angka tersebut setara dengan 71% dari total gas bumi yang dikapalkan Indonesia ke luar negeri tahun lalu.
Bahlil mensinyalir pemerintah akan menutup keran ekspor gas alam, guna memenuhi kebutuhan dalam negeri yang diproyeksi melonjak dalam 5 tahun ke depan.
“Menyangkut gas, agar kita tidak defisit terhadap konsumsi, dalam perencanaan kami ke depan, seluruh konsesi gas yang ada di Indonesia akan kami prioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri," ujar Bahlil dalam acara Peresmian Proyek Strategis Ketenagalistrikan 18 Provinsi di Sumedang, akhir Januari.
Bahlil menyebut kebutuhan gas nasional pada periode 2025—2030 diperkirakan mencapai 1.471 BBtud.
Permintaan gas juga diproyeksikan mengalami kenaikan di setiap regional dengan kebutuhan gas nasional ditaksir menembus 2.659 BBtud pada 2034.
(naw/wdh)


































