“Kami menyadari tantangan dalam menentukan prioritas penerima, karena pasti akan ada lebih banyak permintaan daripada unit yang tersedia. Maka kami ingin pastikan seleksi dilakukan secara objektif dan tepat sasaran,” ujar Maruarar.
Ara, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa program rumah untuk wartawan ini merupakan pertama kalinya dilakukan dalam sejarah Indonesia. Nantinya, skema rumah subsidi tersebut akan menggunakan KPR FLPP, program pembiayaan perumahan pemerintah.
Melalui dukungan FLPP itu, rumah-rumah tersebut ditawarkan dengan harga terjangkau, cicilan ringan, dan bunga rendah yang dapat meringankan beban finansial. Meski demikian, Ara belum menjelaskan lebih lanjut ihwal sebaran lokasi rumah subdisi yang akan dibangun tersebut.
"Saya harap BPS dapat berkoordinasi dengan Komdigi, Dewan Pers dan Persatuan Wartawan Indonesia untuk dapat menentukan alokasi wartawan yang berhak menerima rumah subsidi ini," kata dia.
(ain)
































