Peningkatan laba bersih diikuti kenaikan EBITDA sebesar 3% menjadi Rp6,73 triliun dan pertumbuhan laba usaha 15% menjadi Rp3 triliun. ANTAM menyatakan mampu menekan beban usaha sebesar 5% menjadi Rp3,5 triliun, terutama dari penurunan biaya logistik dan asuransi.
Dari sisi neraca, total aset perusahaan tumbuh 4% menjadi Rp44,52 triliun. ANTM juga melunasi investasi sebesar Rp1,68 triliun pada akhir tahun, membuka ruang untuk ekspansi bisnis lanjutan.
Direktur Utama ANTAM Nicolas D. Kanter menyebut pencapaian ini sebagai hasil strategi efisiensi dan penguatan operasional di tengah dinamika industri, regulasi dan ketidakpastian markoekonomi global.
“ANTAM berhasil menunjukkan daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi,” ujar Nico dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (9/4/2025).
Selama 2024, Antam menandatangani kesepakatan pasokan minimal 30 ton emas per tahun dari PT Freeport Indonesia (PTFI). Bahan baku ini akan diolah oleh ANTM menjadi logam mulia dengan kemurnian 99,99%.
Selain itu, perusahaan membeli lahan di kawasan industri JIIPE Gresik untuk membangun fasilitas pengolahan emas, sebagai bagian dari strategi hilirisasi nasional.
Antam lantas melanjutkan keterlibatannya dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV battery), meskipun perkembangan detail proyek belum diumumkan ke publik.
(wep)
































