Julian McGill, Direktur Pelaksana Glenauk Economics, memperkirakan harga CPO akan melemah di kisaran MYR 4.000-4.200/ton pada semester I-2025. Curah hujan yang membaik di Indonesia akan membuat produksi CPO pada 2025 naik 2,2 juta ton.
“Membaiknya produksi di Indonesia akan terjadi pada semester I tahun ini,” kata McGill, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Analisis Teknikal
Kemudian bagaimana ‘ramalan’ harga CPO untuk bulan ini? Apakah bisa bangkit atau seperti yang disebut McGill, harga akan terus melemah hingga semester I-2025?
Secara teknikal dengan perspektif bulanan (monthly time frame), CPO masih bertahan di zona bullish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 55,98. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 50,82. Sedikit berada di area beli (long), tetapi tidak kuat. Cenderung netral.
Sepertinya investor tetap harus berhati-hati, karena ada risko harga CPO akan melemah pada April. Ada kemungkinan harga CPO akan menguji target support di MYR 4.187/ton yang merupakan Moving Average (MA) 20. Target paling pesimistis atau support terjauh ada di MYR 3.034/ton.
Adapun target resisten ada di MYR 4.463/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga CPO ke arah MYR 4.824/ton yang menjadi resisten terjauh atau target paling optimistis.
(aji)































