Logo Bloomberg Technoz

Ini 6 Masalah Utama yang Dibahas Kepala Negara G-7

News
18 May 2023 12:00

Pemimpin negara G-7 pada pertemuan Schloss Elmau di Jerman, 28 Juni 2022.
Pemimpin negara G-7 pada pertemuan Schloss Elmau di Jerman, 28 Juni 2022.

Rosalind Mathieson – Bloomberg News

Bloomberg, Para pemimpin tujuh negara dengan ekonomi paling maju di dunia berkumpul di kota Hiroshima Jepang menghadapi tantangan bersama.

Pertemuan ini banyak hal yang dibahas terkait prospek ekonomi global tetap bergejolak, dengan tekanan inflasi dan biaya hidup. Lalu ada juga isu Presiden Rusia Vladimir Putin yang masih melanjutkan perang terhadap Ukraina. Pembahasan lainnya adalah ekonomi China pasca-pandemi sibuk memperluas pengaruh ekonomi dan strategisnya.

Berikut adalah enam hal yang menjadi fokus para pemimpin G-7 seperti AS, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, dan Kanada selama pertemuan mereka.

 

1. Merangkul Negara-negar dari Pengaruh China

Salah satu tantangan terbesar G-7 adalah memasukkan negara-negara di luar grup, terutama yang dikenal sebagai Global South (atau yang disebut G-7 sebagai “negara tengah”) di Afrika, Timur Tengah, Latin Amerika dan tempat lain di Asia. 

Di dunia yang semakin multipolar, negara-negara ini mungkin mendekatkan diri pada kekuatan yang lebih besar seperti ke China, daripada AS dan sekutunya. Jepang telah mengundang para pemimpin dari negara-negara termasuk Vietnam, India, Brasil, dan Uni Afrika ke sela-sela KTT.

Banyak negara menolak sanksi terhadap Rusia, mengingat tekanan pada ekonomi mereka sendiri, dan tidak ingin terseret ke dalam konflik yang lebih luas.

Pesan dari Global South adalah G-7 perlu melakukan lebih dari sekedar menunjukkan bahwa mereka mendengarkan. Negara-negara sedang mencari kejelasan tentang dukungan utang dan bukti ekonomi lainnya.

 

Dominasi perdagangan China

2. Cara Menakklukan Ekonomi Rusia yang Tangguh

Hukuman yang diberikan negara barat terhadap Rusia karena serangan ke Ukraina belum pernah terjadi sebelumnya dilihat dari sisi keluasan dan kedalaman. Namun, meski berkurang, ekonomi Rusia terus bertahan. Moskow masih mengekspor minyak dan gas dan mencari solusi untuk sanksi tersebut.

Para pemimpin G-7 akan bergabung dengan rekan-rekan Uni Eropa mereka di Jepang untuk mencari cara menutup celah. Mereka akan membahas potensi larangan total ekspor ke Rusia, meskipun rencana itu menghadapi kendala besar. Sebaliknya akan ada dukungan bersama untuk Ukraina, yang bersiap untuk serangan balasan.

 

Ekonomi Rusia setelah dikenakan sanksi

3.Dikalibrasi ke China

Para pemimpin G-7 juga memikirkan tentang bagaimana menangani China. Mereka berisiko terjerat dalam kata-kata yang membingungkan (pendekatan “mengurangi risiko” tanpa “memisahkan” dari China). Tetapi posisi Eropa tampaknya lebih keras, bahkan ketika AS membujuknya, memungkinkan mereka untuk bertemu di tengah.

Realitas yang rumit adalah bahwa untuk semua pembicaraan tentang diversifikasi rantai pasokan, menopang kembali industri dan membangun swasembada pada teknologi, negara-negara G-7 bergantung pada ekonomi terbesar kedua di dunia. Jadi memisahkan hal-hal ke dalam kompartemen (menghukum China karena dianggap "koersi ekonomi" sambil berusaha bekerja sama dengannya dalam masalah kesehatan dan lingkungan global) sangatlah kompleks.

Impor AS terhadap China

 

4.Cara Menghentikan Proliferasi Senjata Nuklir

Lokasi puncak pertemuan negara G7 berlokasi di Hiroshima, untuk pengingat bahwa Jepang dibom dua kali dengan senjata nuklir oleh AS pada hari-hari terakhir Perang Dunia II. Jepang sejak itu mengadopsi konstitusi pasifis dan sikap anti-nuklir yang tegas, memperingatkan dunia agar tidak berpuas diri bahwa senjata nuklir tidak akan pernah bisa digunakan lagi dalam konflik.

Sekarang arsitektur seputar pemantauan persenjataan nuklir sedang kacau karena Rusia menangguhkan keterlibatannya dalam perjanjian senjata nuklir New Start dengan AS, dan ini membatasi persediaan strategis mereka.

Lebih dekat ke Jepang, Kim Jong Un terus mengangkat isu senjata nuklir. Penumpukan senjata oleh Korea Utara membuat Korea Selatan mencari cara untuk memperoleh senjata nuklirnya sendiri untuk perlindungan. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah mengundang mitranya dari Korea Selatan untuk menghadiri KTT G-7 dan keduanya kemungkinan akan mengunjungi tugu peringatan korban bom atom Korea di Taman Perdamaian Hiroshima.

 

5.Cara Meminimalkan Masalah Kecil

Bagi Jepang, tantangannya seperti biasa adalah menjaga pertemuan agar tidak terdistraksi oleh krisis yang terjadi di tempat lain. Kali ini ada sejumlah hal yang bisa bertepatan dengan pertemuan ini. 

Presiden AS Joe Biden datang ke G-7 dikejar oleh krisis plafon utang di dalam negeri. Hanya beberapa minggu, menurut Menteri Keuangan Janet Yellen, sampai departemennya kehabisan uang tunai, dan Biden mempersingkat perjalanannya ke Asia untuk pulang langsung setelah KTT.

Biden di usia 80 juga menghadapi tekanan untuk menunjukkan bahwa dia siap memimpin Demokrat melalui kampanye pemilihan ulang yang melelahkan. Pada G-7 tahun lalu di Jerman, dia melewatkan beberapa bagian dari program resmi karena kesehaatannya.

Para pemimpin Prancis dan Italia datang ke Hiroshima setelah terjadi perselisihan antar kedua negara. Hubungan kedua negara berada di titik terendah, setelah menteri dalam negeri Prancis baru-baru ini mencap tim Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni sebagai "pemerintah sayap kanan" yang "tidak mampu memperbaiki masalah migrasi Italia". Akan menarik untuk melihat apakah Meloni bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Hiroshima untuk menutupi kasus tersebut.

Selain itu, ada juga pembahasan mengenai Turki  yang merupakan anggota kunci NATO dan juga merupakan kekuatan menengah yang tumbuh di Timur Tengah yang sedang menghadapi pemilihan putaran kedua pada 28 Mei 2023 dimana Presiden Recep Tayyip Erdogan unggul di putaran pertama, meleset dari yang diperkirakan. Para pemimpin G-7 akan mengamati rentang kampanye dengan cermat mengingat hasil penting untuk masalah seputar Rusia, kesepakatan biji-bijian Ukraina, dan dinamika Timur Tengah secara keseluruhan.

Pertemuan tersebut bertepatan dengan pertemuan para pemimpin Liga Arab, di mana Presiden Suriah Bashar Al-Assad yang muncul lebih dari satu dekade setelah tindakan kerasnya terhadap lawan dimulai selama pemberontakan Musim Semi Arab. Ini akan menjadi momen simbolis  selama bertahun-tahun kritik oleh AS dan lainnya atas kebrutalannya di Suriah (presiden saat itu Barack Obama pernah menuntut Assad "harus pergi") pemimpin Suriah sangat mendukung.

 

6.Bagaimana Menghadapi Tantangan Baru yang Sedang Berlangsung.

Para pemimpin pasti akan membahas beberapa masalah mendesak lainnya. Itu termasuk kebangkitan AI serta regulasi crypto. Dan karena sebagian besar dunia memerangi peningkatan suhu dan gelombang panas yang mematikan, G-7 perlu berbicara tentang tanggapan terkoordinasi terhadap apa yang semakin menjadi ancaman global dengan konsekuensi kesehatan, fiskal, ekonomi dan keamanan yang sangat besar.