Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan menunda pungutan atas barang-barang Meksiko dan Kanada, yang tercakup dalam kesepakatan perdagangan Amerika Utara, menggarisbawahi appetit risiko yang rapuh.

Prospek tarif yang tidak menentu menambah suasana kurang positif di pasar. Data non-Farm Payrolls yang akan dirilis pada Jumat bisa membantu para trader mengidentifikasi arah suku bunga acuan The Fed ke depan karena mereka bergulat dengan dampak geopolitik yang bergejolak, dampak tarif pada pertumbuhan global, dan prospek inflasi.

“Saat ini, kebijakan perdagangan mendominasi aksi pasar,” kata Chris Larkin di ETrade dari Morgan Stanley. “Hingga asap tarif hilang, ini bisa terus menjadi perjalanan yang tak menentu bagi para pedagang dan investor.”

Gubernur The Fed Jerome Powell dijadwalkan akan berbicara di forum kebijakan moneter pada Jumat sore setempat. Para pembuat kebijakan akan bertemu pada 18–19 Maret dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil saat mereka mengukur pasar tenaga kerja dan tren inflasi, serta perubahan kebijakan pemerintah baru-baru ini.

Sementara itu, Deputi Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan, ia tidak akan mendukung pemangkasan suku bunga pada Maret, tetapi memandang adanya peluang untuk memotong suku bunga sebanyak dua atau mungkin tiga kali tahun ini.

“Jika pasar tenaga kerja, semuanya, tampaknya bertahan, maka Anda bisa mengawasi inflasi,” kata Waller pada Kamis di Wall Street Journal CFO Network Summit.

Tim Research Phillip Sekuritas dalam risetnya memaparkan, seiring dengan ketidakpastian perang dagang yang terus berlangsung, investor mencoba menerka seberapa jauh Presiden Trump bersedia untuk bernegosiasi mengenai tarif.

“Presiden Trump mengumumkan semua jenis barang impor asal Meksiko yang tercakup dalam United States-Mexico-Canada Trade Agreement (USMCA), penerus dari pakta perdagangan NAFTA yang di dinegosiasikan oleh Pemerintahan Trump pertama, tidak akan dikenai bea masuk selama satu bulan,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Trump kemudian memperjelas bahwa barang-barang USMCA dari Kanada juga akan tercakup dalam pengecualian selama satu bulan.

Di samping itu, Analis Phintraco Sekuritas menyebut, perbedaan statement Trump dengan Treasury Secretary-nya memicu kebingungan pasar.

Donald Trump di Kongres AS (Bloomberg/Kent Nishimura)

“US. Treasury Secretary, Scott Bessent menyatakan dukungannya terhadap kebijakan tarif sebagai kebijakan America-first. Padahal sebelumnya pasar sempat merespon positif potensi perluasan penundaan implementasi tarif diluar sektor otomotif selama memenuhi USMCA,” jelas Phintraco.

Perbedaan pandangan dan perubahaan kebijakan selama pekan ini justru kebingungan di pasar yang terefleksi dari fluktuasi signifikan Wall Street selama pekan ini.

Dengan sentimen itu, secara teknikal, IHSG gagal konfirmasi breakout di 6.630 yang bertepatan dengan indikator MA-20. Dengan pergerakan tersebut, IHSG juga membentuk upper-shadow panjang yang menunjukan adanya tekanan jual yang membayangi penguatan IHSG tersebut. 

Dengan demikian, IHSG diperkirakan bergerak konsolidatif dalam rentang 6.550–6.650 jelang tutup pekan Jumat ini.

Phintraco memberikan rangkuman rekomendasi saham hari ini meliputi BRMS, PNLF, ERAA, SCMA, dan PWON.

Namun demikian dengan kacamata optimis, Analis BRI Danareksa Sekuritas memaparkan, IHSG kembali mencatatkan tren positif pada perdagangan kemarin dengan berhasil breakout dari resistance-nya dengan menguat 1,32%.

“Saat ini berpotensi melanjutkan kenaikannya menuju resistance selanjutnya di 6.748–6.800,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Jumat (7/3/2025).

BRI Danareksa juga memberikan catatan, hal ini didukung oleh indicator signal bullish dari stochastic dan akumulasi dari investor asing yang mulai masif.

Bersamaan dengan risetnya, BRI Danareksa memberikan rekomendasi saham hari ini, PWON, SMGR, dan MNCN.

(fad)

No more pages