Logo Bloomberg Technoz

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 69,59. Menempati area beli (long) yang bahkan cukup kuat.

Meski begitu, investor perlu waspada karena ada kemungkinan harga emas bakal terkoreksi. Maklum, kenaikannya sudah lumayan tinggi sehingga butuh konsolidasi.

Target support terdekat adalah Moving Average (MA) 5 di US$ 2.759/troy ons. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.742/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.774/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mendongkrak harga emas ke arah US$ 2.779/troy ons.

Pekerja memoles emas batangan seberat satu kilogram di pabrik peleburan ABC Refinery di Sydney, Australia, Jumat (3/5/2024) (Brendon Thorne/Bloomberg)

Suku Bunga Acuan

Dalam waktu dekat, pelaku pasar perlu mencermati rapat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve. Hasilnya akan diumumkan Kamis (30/1/2025) dini hari waktu Indonesia.

Pasar berekspektasi The Fed akan menahan suku bunga acuan di 4,25-4,5% dalam rapat kali ini. Mengutip CME FedWatch, peluangnya mencapai 99,5%.

Namun investor akan mencerna kalimat yang diutarakan Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dalam konferensi pers usai rapat. Pasar menunggu arahan, petunjuk, kode seputar arah kebijakan moneter ke depan.

Berdasarkan survei yang digelar 22V Research, sebanyak 67% responden memperkirakan The Fed akan memberikan nada (tone) yang variatif atau mixed. Sementara 21% responden memperkirakan risk-off dan 12% menyebut risk-on.

Arah kebijakan moneter, terutama suku bunga, akan menentukan gerak harga emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset).

Saat suku bunga masih tinggi, memegang harga emas menjadi kurang menguntungkan. Sebaliknya, memiliki emas menjadi lebih menjanjikan saat suku bunga lebih rendah.

(aji)

No more pages