Peningkatan pesat di dua tambang CMOC—TFM dan KFM — di Republik Demokratik Kongo membantu perusahaan itu menggandakan produksi kobalt tahun lalu. Perusahaan mengatakan telah melakukan pekerjaan eksplorasi di wilayah barat TFM dan KFM Fase II.
Kobalt sering diekstraksi sebagai produk sampingan dari penggalian tembaga, yang membuat CMOC optimistis dalam jangka panjang. Perusahaan itu menargetkan produksi tembaga tahun ini antara 600.000 dan 660.000 ton, dibandingkan dengan sekitar 650.000 ton tahun lalu.
Namun, perusahaan itu membunyikan alarm pada bulan November atas menyusutnya peran kobalt dalam transisi kendaraan listrik.
CMOC melaporkan laba bersih awal untuk 2024 melonjak antara 55% dan 72% dari tahun sebelumnya menjadi 12,8 miliar yuan (US$1,76 miliar) hingga 14,2 miliar yuan, menurut pengajuan bursa saham pada hari Rabu.
Perusahaan mengutip kenaikan produksi dan penjualan serta harga tembaga yang lebih tinggi sebagai penyebab kenaikan tersebut.
(bbn)






























