Logo Bloomberg Technoz

Sejak awal 2025, harga emas sudah menguat 4,99%.

Harga Emas di Pasar Spot (Sumber: Bloomberg)

Perkembangan di Amerika Serikat (AS) jadi pengerek harga emas. Donald Trump baru dilantik sebagai presiden awal pekan ini, dan rencana kebijakannya sudah menjadi penggerak pasar.

Trump kembali menebar ancaman kepada China dan Uni Eropa dengan wacana kenaikan tarif bea masuk. Dalam beberapa pekan ke depan, Trump juga dikabarkan segera menerapkan kenaikan tarif bea masuk untuk impor produk asal Meksiko dan Kanada.

Ketidakpastian pun merebak di pasar. Ancaman perang dagang kembali menghantui, yang bisa melemahkan arus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi.

Pada saat tidak pasti seperti ini, emas sepertinya jadi primadona di pasar. Perburuan terhadap emas membuat harga terus menanjak.

Analisis Teknikal

Bagaimana proyeksi pergerakan harga emas hari ini? Apakah masih bisa naik lagi atau justru terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67,41. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bullish.

Namun investor patut mencermati indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 99,72. Jauh di atas 80, yang berarti tergolong sudah sangat jenuh beli (overbought).

Oleh karena itu, waspadai risiko penurunan harga emas. Setelah reli panjang, konsolidasi adalah hal yang lumrah. Perlu koreksi sehat agar tidak tercipta penggelembungan harga aset (asset price bubble).

Cermati pivot point di US$ 2.753/troy ons. Dari sini, target support terdekat adalah US$ 2.733/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.710/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Sedangkan target resisten ada di US$ 2.758/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengantar harga emas ke arah US$ 2.771/troy ons.

(aji)

No more pages