Mengacu data market monitor Bloomberg, hampir semua tenor membukukan kenaikan harga dengan yield turun terbanyak dicatat oleh tenor pendek 2Y yang kini melenggang ke 6,89%.
Adapun tenor menengah 5Y juga turun ke 6,92%. Sementara tenor acuan 10Y saat ini ada di 7,14%.
Penguatan harga aset-aset di pasar keuangan domestik, mendapat bahan bakar dari sentimen pasar global yang telah membawa perdagangan di regional Asia sejak pagi tadi lebih semarak di zona hijau.
Hampir semua bursa saham di Asia merangkak naik terutama diperlihatkan oleh Hang Seng Hong Kong yang naik 1,02%, lalu HS China juga naik 1,22%, begitu juga bursa saham Thailand juga naik 1,14%.
Sementara mata uang Asia juga meroket dipimpin oleh baht Thailand yang sampai siang ini sudah menguat 0,80%, ringgit juga naik 0,43% bersama yen Jepang 0,35%. Namun, yuan offshore masih terkikis nilainya dengan pelemahan 0,20%.
Di pasar surat utang, yield Treasury pada sesi perdagangan Asia turun 'berjamaah' di semua tenor. Yield 2 tahun kini ada di 4,22%, turun 5,7 basis poin.
Sedangkan tenor panjang, turun lebih banyak yakni UST-5Y turun 8,9 basis poin jadi 4,34% dan tenor 10Y turun 8,9 basis poin jadi 4,53%.
Pasca inaugurasi Trump di Capitol Hill kemarin, suasana kebatinan pasar memang cenderung diliputi kelegaan terutama karena keputusan penundaan tarif impor AS ke China yang sudah sejak November lalu menjadi momok pasar.
Trump memerintahkan pemerintahannya untuk menangani praktik perdagangan tidak adil secara global, dan menyelidiki apakah Beijing telah mematuhi kesepakatan dagang yang ditandatangani selama masa jabatan pertamanya.
Langkah-langkah ini—yang dijelaskan dalam lembar fakta yang belum dipublikasikan—ditujukan untuk "membalikkan dampak destruktif dari kebijakan perdagangan globalis yang mengabaikan kepentingan Amerika," menurut salinan dokumen yang dilihat oleh Bloomberg News.
Banyak kebijakan baru
Bila kebijakan terhadap tarif impor dari China masih ditunda, tidak demikian dengan beberapa sektor lain. Pada jam-jam pertamanya di Gedung Putih, Trump langsung tancap gas mengeluarkan perintah eksekutif setidaknya 80 kebijakan.
Satu yang paling disorot adalah kebijakan di sektor energi yang sudah pasti akan berdampak luas pada pasar komoditas dunia.
Trump bersumpah akan menaikkan produksi minyak AS. Ia mencabut larangan pengeboran lepas pantau untuk mendukung kebutuhan energi negeri adidaya itu.
Pengusaha kaya raya itu yang menduduki Gedung Putih untuk periode kedua, juga memutuskan AS keluar dari Paris Agreement yang mungkin akan membawa sentimen bagi investasi-investasi energi nonfosil atau energi bersih.
Pejabat berusia 78 tahun itu juga mengeluarkan AS dari keanggotaan World Health Organization (WHO).
Pelaku pasar mungkin akan membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencerna dampak kebijakan-kebijakan baru Trump tersebut pada prospek pasar ke depan, apakah itu pasar komoditas maupun sektor lain.
Tarif ke Kanada dan Meksiko
Yang pasti, satu hal yang melegakan untuk sementara waktu adalah penundaan kebijakan tarif impor pada China. Namun, tidak ada yang bisa memastikan kapan penundaan itu akan bertahan.
Beberapa jam setelah keputusan penundaan tarif terhadap China, Trump melempar komentar terkait potensi penerapan tarif pada negara lain. Yakni, negara tetangga AS seperti Meksiko dan Kanada.
Trump menyatakan, ia mungkin akan memberlakukan tarif sebesar 25% terhadap barang impor dari Meksiko dan Kanada pada Februari nanti, seperti dilansir dari Bloomberg.
Pernyataan itu langsung membuat indeks dolar Bloomberg (BDXY) rebound hingga 0,7%. Mata uang Meksiko dan Kanada, peso dan loonie langsung ambles lebih dari 1% akibat pernyataan Trump.
"Jika tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada akan diberlakukan, maka tarif yang lebih besar terhadap Tiongkok pasti akan segera diberlakukan. Dolar AS memiliki peluang diperdagangkan lebih tinggi," kata Rodrigo Catril, Strategist di National Australia Bank Ltd., di Sydney, seperti dikutip Bloomberg News.
(rui/hps)
































