Kini, pelaku pasar menunggu momen penting yaitu pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada 20 Januari waktu setempat. Investor menunggu berbagai gebrakan Trump yang bisa menggerakkan pasar.
“Ketidakpastian terkait kebijakan yang akan dilakukan Trump bisa menjadi faktor penopang harga emas,” lanjut Meger.
“Ada tanda tanya besar terkait tarif bea masuk dan bagaimana itu akan diimplementasikan. Banyak investor yang kini memburu emas sebagai pelindung (hedging) terhadap risiko koreksi,” tambah Nitesh Shah, Commodity Strategist di WisdomTree.
Analisis Teknikal
Bagaimana ramalan harga emas untuk minggu depan? Apakah akan ada kenaikan 4 minggu berturut-turut?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 62,27. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 27,88, Menghuni area jual (short).
Oleh karena itu, waspadai risiko koreksi harga emas. Cermati pivot point di US$ 2.668/troy ons. Jika tertembus, maka target support ada di rentang US$ 2.654-2.648/troy ons.
Target paling pesimistis atau support terjauh adalah US$ 2.583/troy ons.
Adapun target resisten terdekat adalah US$ 2.720/troy ons. Jika tertembus, maka target berikutnya bisa mencapai US$ 2.736/troy ons.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di US$ 2.816/troy ons.
(aji)

































