Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia turun pada perdagangan kemarin. Sepertinya pasar masih mencoba mencerna data inflasi Amerika Serikat (AS) yang mixed.
Pada Rabu (11/9/2024), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.512,6/troy ons. Turun 0,24% dibandingkan hari sebelumnya.
Namun, harga sang logam mulia masih berada di tren positif. Dalam sepekan terakhir, harga naik 0,68% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 1,5%.

Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics merilis data inflasi AS periode Agustus. Bulan lalu, inflasi Negeri Adidaya berada di 2,5% secara tahunan (year–on-year).
Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 2,9% yoy dan lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan di 2,6% yoy. Bahkan angka 2,5% yoy merupakan yang terendah sejak Februari 2021.
Sementara dibandingkan Juli (month-to-month/mtm), inflasi berada di 0,2%. Sama dengan bulan sebelumnya dan sesuai dengan ekspektasi pasar.
Adapun inflasi inti (core) secara tahunan adalah 3,2% Ini menjadi yang terendah dalam lebih dari 3 tahun terakhir.
Sedangkan inflasi inti bulanan adalah 0,3%. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 0,2% mtm dan ekspektasi pasar dengan angka yang sama.

Data ini membuat pelaku pasar kurang yakin bahwa bank sentral Federal Reserve bisa agresif dalam menurunkan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, peluang penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin ((bps) menjadi 5-5,25% dalam rapat bulan ini mencapai 85%.
Sementara kemungkinan pemangkasan 50 bps ke 4,75-5% hanya 15%.

“Kenaikan inflasi inti pada Agustus berarti penurunan suku bunga bisa lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Bagi pasar emas, ini berarti perjalanan (penurunan suku bunga) akan sangat panjang, dan mungkin penurunan suku bunga pada 2025 akan lebih kecil. Ini menjadi masalah tersendiri,” papar Phil Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Penurunan suku bunga akan menjadi sentimen positif bagi yang memegang emas.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 57,47. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI berada di 28,31. Menghuni area jual (short).
Oleh karena itu, harga emas kemungkinan bisa turun lagi meski tipis saja. Cermati pivot point di US$ 2.511/troy ons.
Sebab jika tertembus, maka Moving Average (MA) 5 di US$ 2.509/troy ons akan terkonfirmasi. Kalau ini juga tertembus, maka MA-10 di US$ 2.505/troy ons boleh menjadi target selanjutnya.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 2.518/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi membawa harga emas naik lagi menuju US$ 2.523/troy ons.
(aji)