Logo Bloomberg Technoz

Modal Asing Rp 69 T Menyerbu, Sektor Riil Makin Bergairah

Ruisa Khoiriyah
15 April 2023 07:09

Karyawan melihat layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Karyawan melihat layar pergerakan saham (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/3/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Angin segar masih terus berhembus ke pasar keuangan domestik di tengah fluktuasi pergerakan pasar global yang masih digelayuti tanda tanya arah bunga acuan Federal Reserve, bank sentral Amerika Serikat. Keyakinan mayoritas pelaku pasar dunia bahwa Fed akan mulai melunakkan kebijakannya dengan berhenti menaikkan bunga acuan setelah Mei nanti, berimbas pada derasnya aliran modal asing ke pasar finansial di tanah air.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, selama 2023 hingga data setelmen 13 April lalu, pemodal asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 61,7 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 7,3 triliun. Total pembelian asing di dua instrumen paper investment itu mencapai Rp 69 triliun selama 2023.

Per 13 April, kepemilikan asing di SBN mencapai Rp 823,89 triliun, level tertinggi sejak 9 Mei 2022. Sedangkan di pasar saham, pemodal asing telah mencatat net buy empat hari berturut-turut senilai total hampir Rp 5 triliun.

Pemodal asing terus menambah investasi mereka di SBN rupiah (Divisi Bloomberg Technoz)

Capital inflow yang stabil telah memberikan penguatan pada nilai tukar rupiah. Pada perdagangan Jumat (14/4/2023), rupiah semakin perkasa ke posisi terkuat dalam 10 bulan terakhir di kisaran Rp 14.659 per dolar AS. Itu adalah level terkuat rupiah sejak 13 Juni lalu. Rupiah menjadi valuta Asia dengan penguatan terbesar nomer dua setelah won Korea hari ini.

Banyak sentimen positif

Mekarnya pamor pasar keuangan domestik juga banyak disokong oleh kabar baik dari perekonomian. Indeks Keyakinan Konsumen melesat ke level tertinggi dalam 7 bulan terakhir. International Moneter Fund (IMF) juga menaikkan prediksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2023, dari semula 4,8% menjadi 5%. Di saat yang sama, inflasi domestik memang menunjukkan tren perlambatan dengan tingkat indeks harga konsumen Maret di posisi 4,97% dan inflasi inti sudah terjangkar di target Bank Indonesia 2,94%.