Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan pemerintah bakal mulai melakukan lelang kontraktor pembangunan jaringan pipa transmisi gas ruas Cirebon—Semarang (Cisem) Tahap II pada Juli 2024.

Adapun, anggaran tersebut bakal berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan nilai proyek Rp3 triliun.

Arifin mengatakan, saat ini, Kementerian ESDM tengah melakukan penyelesaian terhadap administrasi dan izin dari proyek tersebut.

“[Pelaksanaannya] ditender, bulan depan. Sekarang kan beresin dahulu administrasinya dan izin,” ujar Arifin saat ditemui di Kantor Direktur Jenderal Minyak dan Gas (Migas), Jakarta Selatan, Kamis (20/6/2024).

Adapun, Arifin juga baru saja menemui Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada hari ini, Kamis (20/6/2024).

Hal ini terjadi karena pembangunan transmisi gas ruas Cisem Tahap II itu bakal melewati daerah kewenangan dari kementerian yang dipimpin Basuki tersebut.

“Kita minta akses, Pak Basuki bantuin, free akses, no cost. Jadi dengan ini kita bisa harapkan bahwa tidak ada biaya tambahan, biar energi bisa murah,” ujarnya.

Sebelumnya, Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan  jaringan pipa transmisi gas ruas Cirebon—Semarang (Cisem) Tahap II bakal mulai konstruksi pada Juli 2024.

Durasi pekerjaan dari proyek dengan nilai anggaran sekitar Rp3 triliun itu diproyeksikan bakal memakan waktu 17 bulan kalender atau 510 hari dan bakal selesai Desember 2025. Pipa ini memiliki panjang 245 kilometer (km) dari Batang—Kandang Haur Timur (KHT).

“Durasi pekerjaan konstruksi berdasarkan studi kelayakan atau feasibility study [FS] selama 17 bulan kalender dimulai Juli tahun ini dan ditargetkan selesai akhir Desember 2025,” ujar Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (29/5/2024).

Selanjutnya, Kementerian ESDM juga bakal mulai untuk memulai proyek pipa gas bumi Dumai–Sei Mangkei (Dusem) pada 2025.

"Supaya tidak kirim lagi ya, LNG dari Papua masa dikirim ke Aceh. Gas di Papua, dicairin, diangkut pakai kapal, habis itu sampai di Arun, diubah jadi gas lagi. Habis dari Arun, dikompres ke Belawan, Medan. Ongkosnya jadi mahal," ujar Arifin.

(dov/wdh)

No more pages