Logo Bloomberg Technoz

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya PT Ecocare Indo Pasifik Tbk (HYGN) yang anjlok 16,2%, PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) jatuh 14,3%, dan PT ERA Media Sejahtera Tbk (DOOH) ambruk 13,5%.

IHSG bergabung dari sekian Bursa Asia yang menetap di zona merah, Shanghai Composite (China), Kospi (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), SENSEX (India), Straits Times (Singapura), PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), yang melemah masing-masing 0,93%, 0,77%, 0,54%, 0,5%, 0,43%, 0,31%, dan 0,1%.

Sementara Bursa Saham Asia lainnya parkir di zona hijau i.a Topix (Jepang), Shenzhen Comp. (China), dan Nikkei 225 (Jepang) yang menguat masing-masing 0,49%, 0,44%, dan 0,35%.

Dengan demikian, IHSG adalah indeks dengan pelemahan terdalam ketujuh di Asia, ada di antara deretan indeks saham Filipina dan Malaysia.

Bursa Saham Asia dan IHSG gagal memanfaatkan momentum penguatan di Bursa Saham Amerika Serikat. Pada perdagangan sebelumnya, dua dari tiga indeks utama di Wall Street berhasil ditutup menghijau.

Dow Jones Industrial Average, dan S&P 500, kompak melesat dengan kenaikan 0,16%, dan 0,03%, sementara Nasdaq Composite yang melemah 0,28%.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur Federal Reserve Bank of New York John Williams mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat, ekonomi sedang menuju ke arah yang benar, dan kemungkinan besar akan tepat untuk menurunkan suku bunga di penghujung tahun ini.

Serangkaian data ekonomi akan bergilir menjadi sentimen di pasar saham kedepannya, termasuk apa yang disebut Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi pada Kamis yang merupakan acuan data inflasi yang disukai Federal Reserve. AS juga akan merilis data penjualan rumah baru, survei konsumen, data pertumbuhan ekonomi untuk Kuartal IV-2023.

The Fed diperkirakan akan berhati-hati untuk mengambil kebijakan pemangkasan suku bunga acuan, untuk menghindari kejadian di tahun 1970an, kala itu The Fed sempat menghentikan kenaikan suku bunga dan kembali menaikkan lagi, saat ketika mereka gagal menjaga inflasi.

"Inflasi CPI dan informasi ketenagakerjaan baru-baru ini telah mengaburkan waktu dan besarnya penurunan suku bunga di pasar keuangan," Stephen Gallagher, Kepala Ekonom AS di Societe Generale SA menulis dalam sebuah catatan. 

"Menegaskan bahwa penurunan suku bunga acuan kemungkinan besar akan mempertahankan harapan untuk penurunan dalam beberapa bulan mendatang, meskipun tidak di Maret,” tambahnya.

(fad/wep)

No more pages