Logo Bloomberg Technoz

"Pertumbuhan China tidak dipengaruhi oleh kejatuhan Silicon Valley Bank,” kata Victorino. "Bank sentral [The People's Bank of China/PBoC] bekerja dengan baik dalam menerapkan disiplin pada bank-bank kecil untuk mengelola risiko suku bunga, yang merupakan mata rantai yang lemah di AS," katanya.

Imbal Hasil Obligasi China Stabil Saat Sebagian Besar Lainnya Turun (Sumber: Bloomberg)

Runtuhnya SVB menimbulkan kekhawatiran bahwa bank-bank yang terkena kenaikan suku bunga akan mendorong The Fed untuk menilai kembali kebijakan moneternya. Hal ini akan menghasilkan perbedaan suku bunga yang lebih kecil dengan China sehingga meningkatkan daya tarik aset yuan.

Imbal hasil nota pemerintah tenor 10 tahun China berada di 2,87% pada Selasa (14/03/2023), sementara ekuivalen AS terkonsolidasi di 3,5%. Obligasi Asia berada di bawah tekanan, dengan imbal bertenor tiga tahun Korea Selatan jatuh ke level terendah selama lima minggu. Imbal hasil India dengan tenor serupa mengalami penurunan.

"Ekuitas China cenderung mendapat manfaat dari dolar yang melemah dan peningkatan permintaan terhadap risiko dari sistem kebijakan yang lebih mendukung di dalam negeri," kata John Woods, kepala investasi untuk wilayah Asia-Pasifik di Credit Suisse Group AG.

"Jika kita mulai mengubah harga pivot, dolar kemungkinan akan melemah dan biasanya akan memiliki dampak ke Asia, khususnya China melalui kembalinya arus masuk modal," kata Woods di Bloomberg TV.

Menurut Bloomberg Intelligence, mata uang China dalam jangka panjang berpotensi menjadi alternatif yang dapat diandalkan jika kredibilitas sistem keuangan AS masih dipertanyakan.

Kurs yuan naik sebanyak 1,2% pada Senin (13/03/2023) ke level tertinggi satu bulan sebelum berangsur melemah ke posisi 6,86 per dolar pada Selasa (14/03/2023).

Saham China secara umum bernasib lebih baik daripada pasar ekuitas Asia lainnya, dimana indeks acuan CSI 300 turun 1,2% dalam empat sesi terakhir. Bandingkan dengan level penurunan 3,1% untuk indeks MSCI Emerging Markets pada periode yang sama.

Menurut perkiraan, perilisan data pada Rabu akan menunjukkan perbaikan. Khususnya pada raihan penjualan ritel, hasil industri, dan investasi pada dua bulan pertama tahun ini. Gubernur Bank Rakyat Tiongkok (People's Bank of China) Yi Gang yang kembali menjabat dan bertahannya para pemimpin ekonomi setempat menjadi bukti bahwa China konsistensi dalam mengawal kebijakan usai terlepas dari pandemi  Covid-19.

Inflasi yang lebih rendah di China juga akan menurunkan risiko suku bunga dan mendorong aliran uang masuk ke aset negara, menurut  Zhaopeng Xing, ahli strategi suku bunga di Australia & New Zealand Banking Group Ltd. di Shanghai.

--Dengan asistensi dari Shikhar Balwani, Jing Zhao, Dorothy Ma, David Ingles, Rishaad Salamat dan Aya Wagatsuma.

(bbn)

No more pages