Logo Bloomberg Technoz

Indef: Waspada Bansos Jelang Pemilu Bisa Jadi Alat Politik

Azura Yumna Ramadani Purnama
04 January 2024 17:05

Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Bongkar muat beras bulog impor dari Vietnam di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengkritisi program bantuan sosial (bansos) pemerintah yang disalurkan menjelang momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

“Kalau saya malah justru ingin mengkritisi. Ini pemerintah selalu bagi-bagi bansos, BLT (bantuan langsung tunai), beras, dan seterusnya itu maraknya malah menjelang pemilu,” ujar Esther saat dihubungi oleh Bloomberg Technoz, Kamis (4/1/2024).

Esther khawatir pembagian bansos menjelang Pemilu bisa menjadi bentuk alat politik, karena salah satu calon wakil presiden (Cawapres) yang berkompetisi memiliki hubungan erat dengan Presiden Joko widodo (Jokowi), yakni putra pertamanya, Gibran Rakabuming Raka.

“Bansos sih boleh, tapi kalau menjelang pemilu yang notabene salah satu paslon capres cawapresnya itu anaknya presiden. Saya malah takut itu dipolitisasi jadi on behalf of Jokowi,” lanjutnya.

Esther menjelaskan seharusnya bansos dijalankan seperti skema jaring pengaman sosial atau social security yang dilakukan di negara-negara lain, yakni bansos yang tersistematis dan terjadwal dengan baik.