Logo Bloomberg Technoz

Pemulihan China

Setelah tahun yang suram lagi bagi investor China, fokus akan tertuju pada pertemuan Kongres Rakyat Nasional dan pleno ketiga untuk target pertumbuhan Beijing pada tahun 2024, dan petunjuk tentang stimulus fiskal. 

Prospek China masih penuh tantangan. Namun, pemerintah gagal mengeluarkan stimulus yang lebih luas seperti yang diharapkan oleh pasar. Para trader menaruh harapan pada Bank Sentral China atau People's Bank of China (PBOC) untuk memberlakukan lebih banyak pelonggaran kebijakan, meskipun dampaknya terhadap pasar sejauh ini hanya sementara.

Rancangan peraturan yang tiba-tiba terkait industri game pada Desember telah menghidupkan kembali kekhawatiran terkait sikap Beijing terhadap perusahaan swasta. Sementara sektor semikonduktor dan energi ramah lingkungan mungkin masih terjebak dalam konflik jika ketegangan geopolitik dengan negara-negara barat meningkat.

Perubahan Kebijakan

Arah dolar dan suku bunga di Asia, yang menentukan permintaan akan saham regional, akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dan kinerja ekonomi AS.

Investor akan mencermati tanda-tanda sikap dovish  dari Federal Reserve dan melihat bagaimana kesehatan ekonomi AS berdampak pada nilai tukar dolar dan suku bunga global.

Di Jepang, investor akan menantikan apakah Gubernur Bank Sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) yang baru, Kazuo Ueda, akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatif. Komentarnya bulan lalu mengindikasikan kemungkinan langkah tersebut pada April mendatang. 

Kenaikan biaya pinjaman bisa menguatkan yen dan menekan saham perusahaan eksportir yang mendominasi indeks, berpotensi mengganggu reli saham Jepang yang sedang berlangsung.

Kalender Pemilu

Paruh pertama tahun 2024 diramaikan oleh jadwal pemilihan umum di beberapa pasar utama Asia, termasuk India, Indonesia, Korea Selatan, dan Taiwan. Hal ini tentunya akan membuat investor lebih memperhatikan risiko politik di kawasan tersebut.

Pemilu Taiwan yang berlangsung bulan ini diperkirakan akan berdampak pada hubungan AS-China. Sementara di India dan Indonesia, para investor bertaruh bahwa kebijakan pro-pertumbuhan dari Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden Joko Widodo akan terus berlanjut.

Dampak pemilu legislatif Korea Selatan pada April sudah terasa, dengan diberlakukannya larangan short selling untuk melindungi investor ritel. Janji reformasi Presiden Yoon Suk Yeol, termasuk pembatalan pajak capital gain dan upaya penanggulangan monopoli, dapat memicu reaksi beragam dari investor.

Momentum India

Meskipun indeks saham India mencapai rekor tertinggi setelah delapan tahun berturut-turut naik, negara ini tetap menjadi area investasi yang menarik bagi investor global. 

Para investor merasa optimis karena India berhasil mendapatkan kontrak manufakaktur besar, meningkatkan belanja infrastruktur, dan semakin dilirik sebagai alternatif China.

Kemenangan partai Perdana Menteri Narendra Modi dalam pemilihan negara bagian baru-baru ini memicu ekspektasi serupa pada pemilihan nasional yang diprediksi akan digelar April atau Mei mendatang. Namun, ada risiko koreksi pasar yang signifikan (hingga 25% atau lebih) jika Modi kalah secara mengejutkan.

Kekhawatiran Cip

Kesuksesan ChatGPT mendorong lonjakan tak terduga pada saham cip tahun 2023. Kini, fokus tertuju pada Taiwan Semiconductor Manufacturing Co dan Samsung Electronics Co, sebagai dua produsen cip kontrak terkemuka dunia, untuk menunjukkan bagaimana permintaan terkait kecerdasan buatan mendorong pendapatan mereka.

Peningkatan permintaan dari AS dan China juga akan menjadi kunci untuk mempertahankan optimisme seputar saham eksportir ini.

(bbn)

No more pages