Logo Bloomberg Technoz

Likuiditas Bank dari Insentif KLM Capai Rp163 T, Melonjak 51%

Azura Yumna Ramadani Purnama
22 December 2023 06:20

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan total tambahan likuiditas dari Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) mencapai Rp163,3 triliun per Desember 2023, atau meningkat Rp55 triliun sejak penerapan KLM pada 1 Oktober 2023.

Berdasarkan data BI, pada November 2023, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) terjaga tinggi di level 26,04%. Gubernur BI Perry Warjiyo menilai likuiditas perbankan yang tetap memadai didukung oleh kebijakan makroprudensial akomodatif, salah satunya implementasi KLM.

"Perkembangan likuiditas tersebut berdampak positif terhadap suku bunga perbankan, dengan suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada November 2023 tetap terjaga, masing-masing di 4,46% dan 9,29%," ujar Perry, Kamis (21/12/2023).

Selain itu, lanjut Perry, likuiditas yang memadai juga didukung oleh keberadaan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga meningkatkan fleksibilitas perbankan dalam mengelola likuiditas dan turut mendukung terjaganya kapasitas pembiayaan atau lending capacity perbankan.

Menurut Perry, Bank sentral akan terus meningkatkan efektivitas implementasi KLM untuk mendorong penyaluran kredit perbankan yang lebih tinggi pada sektor-sektor yang memiliki daya ungkit besar dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.