Logo Bloomberg Technoz

Biaya Haji Tinggi dan Kinerja Buram BPKH Mengelola Setoran Jemaah

Dovana Hasiana
29 November 2023 13:35

Calon haji menunggu proses administrasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Calon haji menunggu proses administrasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa (23/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Yusuf Wibisono menyoroti beban biaya haji yang ditanggung jemaah (bipih) naik tinggi dari tahun ke tahun. 

Biaya Haji Rp93,4 juta dengan proporsi 60:40 antara tanggungan jemaah dengan nilai manfaat yang dikelola BPKH, membuat biaya tertanggung jemaah Rp56,04 juta. Angka ini naik dari tahun lalu yang Rp49 juta.

"Menjadi ironi di tengah kualitas pelayanan haji yang masih rendah. Tahun lalu, dengan beban bipih sekitar 55% atau Rp 49 juta, banyak calon jemaah haji yang gagal berangkat karena tidak mampu melunasi biaya haji," ujar Yusuf yang juga Direktur IDEAS (Institute For Demographic and Poverty Studies), kepada Bloomberg Technoz, Selasa (28/11/2023) malam.

Yusuf mengakui kenaikan Bipih yang tinggi di satu sisi memiliki tujuan positif, menyelamatkan hak jemaah haji di masa depan. Dia memprediksi, jika pola lama dipertahankan, di mana jemaah hanya menanggung 40% dari BPIH dan nilai manfaat dari BPKH 60%, maka nilai manfaat dana haji akan habis pada 2027. Dengan kata lain, jika pola lama dipertahankan, jemaah akan menanggung biaya haji secara penuh pada 2028, bipih 100% dan nilai manfaat 0%.

Catatan Kritis Pengelolaan Dana di BPKH

Pada titik ini yang menjadi sorotan Yusuf adalah peran BPKH dalam mengelola dana haji yang saat ini diklaim mencapai Rp166 triliun.