Logo Bloomberg Technoz

Kementan: Petani Tidak Mampu Akses Benih Unggul Kelapa Sawit

Rezha Hadyan
24 February 2023 09:03

Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Seorang pekerja memanen buah kelapa sawit di Kabupaten Bogor di Jawa Barat, Indonesia, Senin, 20 Juni 2022. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Pertanian menyatakan minimnya penggunaan dan ketersediaan benih unggul atau benih bersertifikat menjadi salah satu penyebab turunnya produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir Indonesia dihadapkan pada penurunan produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Pada 2022, terjadi penurunan yang cukup signifikan ke angka 46,73 juta ton dari 46,89 juta ton pada tahun sebelumnya atau 2021.

Menurut Direktur Perbenihan Perkebunan Kementan Gunawan, ketersediaan benih yang berkualitas menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penurunan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia. Masih banyak petani yang menggunakan benih yang tidak mengantongi sertifikat lantaran keterbatasan akses.

"Perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh masyarakat walaupun skalanya kecil mencapai 41% dari keseluruhan luas lahan sawit di Indonesia. Persoalan mereka salah satunya adalah aksesibilitas benih unggul atau benih yang bersertifikat," katanya dalam acara diskusi bertajuk "Peta Jalan Industri Benih Kelapa Sawit Indonesia" di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Selain keterbatasan saluran distribusi, tingginya harga benih unggul yang bersertifikat juga menjadi persoalan bagi para petani kelapa sawit di dalam negeri. Harga benih tersebut bisa dua sampai tiga kali lipat dari harga benih tak bersertifikat atau benih ilegitim.