Logo Bloomberg Technoz

Hati-hati, Lelang SUN Hari Ini Terancam Sepi

Redaksi
31 October 2023 11:40

Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)
Rupiah tengah menguat melawan dollar Amerika Serikat (16/1) seiring spekulasi The Fed akan berhenti menaikkan bunga hingga otot dollar melemah (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lelang Surat Utang Negara (SUN) hari ini digelar di tengah pergerakan pasar yang terbebani langkah bank sentral Jepang, Bank of Japan, yang membiarkan kontrol kurva yield (YCC) obligasi JGB-10 tahun bergerak fleksibel dan melanjutkan kebijakan moneter longgar.

Yen langsung anjlok terhadap dolar AS pasca keputusan BoJ, kembali mendekati level psikologis 150 yen per dolar Amerika dan menyeret pelemahan mata uang valuta yang tadi pagi memulai hari dengan penguatan.

Setelah keputusan BoJ keluar, mata uang Asia kompak melemah dipimpin oleh baht Thailand yang tergerus 0,42%, lalu diikuti pelemahan dolar Singapura yang tergerus 0,19%, lalu ringgit Malaysia yang melemah 0,08%. Sementara rupiah bergerak melemah 0,07% ke kisaran Rp15.902/US$.

Keputusan BoJ itu mengerek imbal hasil obligasi Jepang di mana tenor panjang, 20 tahun hingga 40 tahun bergerak naik di atas 2 bps. Tekanan terhadap pasar surat utang emerging market menjadi semakin besar setelah rencana Amerika Serikat menarik utang baru senilai US$816 miliar melalui lelang Treasury pada kuartal I-2024, telah kembali menaikkan yield surat utang AS di semua tenor. Treasury tenor 10 tahun mencatat kenaikan imbal hasil 5,8 bps sampai jelang tengah hari ini ke kisaran 4,89%. 

Dua hal itu akan semakin mengikis animo pemodal dalam lelang SUN hari ini di mana pemerintah menargetkan bisa menarik dana segar Rp19 triliun. Berkaca pada gelar lelang obligasi negara sebelumnya yang sepi peminat, sentimen hari ini akan semakin membebani animo pemodal.