Logo Bloomberg Technoz

Krisis Populasi Nyata, Penduduk Jepang Susut Jadi 122 Juta Orang

News
26 July 2023 11:20

Suasana warga Jepang saat pagi hari, saat memulai aktivitas. (dok Shoko Takayasu/Bloomberg)
Suasana warga Jepang saat pagi hari, saat memulai aktivitas. (dok Shoko Takayasu/Bloomberg)

Isabel Reynolds dan Yoshiaki Nohara

Bloomberg, Jumlah penduduk Jepang mengalami penurunan di seluruh 47 prefektur (wilayah administrasi dan yurisdiksi tingkat satu, setingkat provinsi di Indonesia) di negara tersebut untuk pertama kalinya sejak pendataan terakhir, menurut sebuah studi yang dirilis oleh pemerintah. Disisi lain, jumlah penduduk asing naik tipis ke rekor. 

Populasi warga negara Jepang menyusut lebih dari 800.000 orang menjadi 122,4 juta sepanjang tahun hingga 1 Januari, ini menjadi alarm bagi Perdana Menteri Fumio Kishida tetang krisis demografi yang menurutnya menjadi ancaman bagi kemampuan negara itu sebagai negara yang punya pengaruh ekonomi. Data tersebut, berdasarkan catatan penduduk pemerintah setempat, dirilis pada hari Rabu (26/7/2023) oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi.

Kishida telah menjanjikan kebijakan "pada dimensi yang berbeda" dalam upaya untuk memahami apa yang disebutnya sebagai "kesempatan terakhir" untuk menopang angka kelahiran yang semakin berkurang. Populasi yang menua dan menyusut berarti kekurangan tenaga kerja dan lebih sedikit pembayar pajak untuk mendukung peningkatan jumlah lansia. 

Seorang wanita berkimono mendorong kereta bayi di distrik Asakusa Tokyo, Jepang, Sabtu (11/3/2023). (Shoko Takayasu/Bloomberg)

"Situasinya mengerikan dan membuktikan bahwa kebijakan pemerintah untuk menghentikan angka kelahiran telah gagal," kata Hideo Kumano, seorang ekonom di Dai-Ichi Life Research Institute. "Data menunjukkan bahwa ada batas pada apa yang dapat dicapai dengan meringankan beban membesarkan anak dengan subsidi. Yang lebih penting adalah mengamankan kesempatan kerja di daerah-daerah."