Pencatatan saham di luar negeri akan menjadi kemunduran bagi pasar saham domestik Vietnam karena mengalihkan salah satu kandidat emiten berpertumbuhan tinggi paling menjanjikan dari bursa lokal. Meski aktivitas IPO tahun ini kembali menggeliat dan pipeline penawaran saham perdana menuju 2026 kian berkembang, penawaran unggulan tetap krusial untuk memperdalam likuiditas, menarik investor asing, dan memperkuat kepercayaan terhadap pasar Vietnam.
Dikenal di dalam negeri sebagai Xanh SM, GSM dimiliki 95% oleh Chairman Vingroup Pham Nhat Vuong, dan dengan cepat muncul sebagai salah satu operator ride-hailing terkemuka di Vietnam. Perusahaan mulai memperluas model bisnisnya ke Laos, Indonesia, dan Filipina, serta diperkirakan akan masuk ke India, negara tempat produsen kendaraan listrik yang didirikan Vuong, VinFast, baru-baru ini membuka fasilitas manufaktur EV.
Perusahaan taksi yang didirikan pada 2023 ini juga berpeluang berekspansi ke negara-negara Asia lainnya dan ke segmen seperti transportasi antarkota, layanan premium, pengantaran, serta layanan korporasi, kata CEO Global GSM Nguyen Van Thanh sebelumnya.
Di Vietnam, GSM menguasai pangsa 40% pasar ride-hailing pada kuartal pertama 2025, sementara Grab berada di 32%, menurut Mordor Intelligence. Namun, Rakuten Insight menyebut Grab saat ini memegang 55% pangsa pasar Vietnam, dengan GSM sebesar 35%.
(bbn)































