Logo Bloomberg Technoz

“Kita berada di awal siklus penurunan suku bunga sehingga ada antisipasi akan lebih banyak likuiditas.”

Selain pembelian Warner Bros. oleh Netflix, kesepakatan besar tahun ini termasuk akuisisi Union Pacific Corp. atas operator kereta api pesaingnya, Norfolk Southern Corp., senilai lebih dari US$80 miliar termasuk utang; leveraged buyout terbesar yang pernah ada terhadap pembuat gim video Electronic Arts Inc.; serta pengambilalihan Anglo American Plc atas Teck Resources Ltd. untuk membentuk ulang industri pertambangan global.

“Ketika Anda melihat ke sekeliling dan menyaksikan para pesaing melakukan kesepakatan besar ini dan memanfaatkan angin penopang, Anda tentu tidak ingin tertinggal,” kata Maggie Flores, mitra di firma hukum Kirkland & Ellis LLP di New York. 

“Lingkungan regulasi berada pada posisi yang sangat kondusif bagi transaksi dan orang-orang memanfaatkannya.”

Dealmakers Deliver Their Second-Best Year Ever. (Sumber: Bloomberg)

Perhitungan tersebut juga menunjukkan tingkat euforia di sejumlah segmen tertentu yang dikhawatirkan sebagian penasihat dan analis tidak berkelanjutan. Ketegangan perdagangan global masih berlangsung, dan para pengamat pasar semakin memperingatkan potensi aksi jual di pasar saham yang tengah membara, yang selama ini menopang kebangkitan kembali merger dan akuisisi (M&A).

Para eksekutif puncak di Goldman Sachs, JPMorgan Chase & Co., dan Morgan Stanley semuanya telah menyoroti risiko koreksi dalam beberapa bulan mendatang, sebagian terkait kekhawatiran akan ekosistem kecerdasan buatan (AI) yang terlalu panas, di mana investasi dalam jumlah besar telah mendongkrak saham-saham teknologi.

“Imbal hasil saham ini benar-benar datang dari AI, dan belanja AI tidak berkelanjutan,” kata Charlie Dupree, ketua global perbankan investasi di JPMorgan. “Jika itu surut, maka Anda akan melihat pasar yang lebih luas yang sebenarnya tidak banyak bergerak maju.”

Gema AI mendorong sejumlah transaksi paling menonjol tahun ini. OpenAI milik Sam Altman menerima investasi besar dari perusahaan-perusahaan seperti SoftBank Group Corp., Nvidia Corp., dan Walt Disney Co., sementara konsorsium yang dipimpin oleh Global Infrastructure Partners milik BlackRock Inc. sepakat membayar US$40 miliar untuk Aligned Data Centers. Pada Maret, induk Google, Alphabet Inc., membingkai akuisisi startup keamanan siber Wiz Inc. senilai US$32 miliar sebagai cara untuk memberikan perlindungan baru bagi pelanggan di era AI.

“Semua orang sekarang harus menjadi bankir AI,” kata Wally Cheng, kepala M&A teknologi global di Morgan Stanley. “Sebagaimana perangkat lunak mulai ‘memakan’ dunia 15 tahun lalu, kini AI sedang ‘memakan’ perangkat lunak.”

Sektor teknologi secara lebih luas telah mencatatkan tahun rekor untuk transaksi, berkat serangkaian pengambilalihan bernilai besar di pasar publik maupun privat. Tren ini bahkan meluas hingga ke Gedung Putih pada musim panas, ketika pemerintah AS mengambil sekitar 10% saham di Intel Corp. dalam langkah tidak konvensional yang bertujuan menghidupkan kembali perusahaan tersebut dan meningkatkan produksi chip dalam negeri.

The biggest agreed deals of 2025 spanned a range of sectors. (Sumber: Company statements)

Hal itu menjadi salah satu indikasi paling jelas atas kesediaan Trump untuk mengaburkan batas antara negara dan industri serta menyelipkan dirinya dalam situasi merger dan akuisisi (M&A) selama masa jabatan keduanya, terutama di sektor-sektor yang dianggap sangat krusial bagi misi nasional. Pemerintahannya juga mengambil saham di produsen logam tanah jarang MP Materials Corp., dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick telah mengisyaratkan kesepakatan serupa di sektor pertahanan.

Trump juga secara terpisah memposisikan dirinya sebagai penentu hasil (kingmaker) dalam transaksi-transaksi besar yang menjadi sorotan. Pemerintah mengamankan apa yang disebut golden share di United States Steel Corp. sebagai syarat untuk menyetujui pengambilalihannya oleh Nippon Steel Corp. dari Jepang, dan presiden baru-baru ini memberi sinyal bahwa ia akan menentang akuisisi apa pun terhadap Warner Bros. yang tidak mencakup kepemilikan baru atas CNN.

“Pendekatan pemerintahan Trump terhadap regulasi merger saat ini sangat berbeda dibandingkan dengan periode pertamanya,” kata Brian Quinn, profesor di Boston College Law School. Quinn mengatakan ia tidak dapat memikirkan seorang anggota Partai Republik dari 15 hingga 20 tahun lalu yang akan percaya bahwa pemerintah AS “terlibat dalam bisnis memilih para pemenang.”

TMT Sector Leads Global Deal Resurgence in 2025. (Sumber: Bloomberg)

Tentu saja, para bankir akan bertanya-tanya apakah mereka bisa mencapai lebih banyak pada 2025 seandainya tidak ada periode kacau di awal tahun, ketika berbagai kesepakatan ditunda setelah perang dagang Trump melumpuhkan pasar. Dan sebagai tanda bahwa tantangan ekonomi yang berkepanjangan masih memengaruhi sebagian segmen M&A, jumlah kesepakatan yang diumumkan secara global tetap datar.

Banyak perusahaan kecil dan menengah tertinggal dari kinerja pasar saham yang lebih luas dan memilih untuk mengejar rencana strategis mereka sendiri ketimbang mempertimbangkan opsi anorganik, menurut Jake Henry, salah satu pemimpin global praktik M&A di firma konsultan McKinsey & Co.

“Mereka berpikir, ‘Saya lebih baik fokus menjalankan bisnis dan mencapainya dengan cara itu.’ Harus ada tawaran yang benar-benar eksplosif agar mereka mau duduk di meja perundingan,” ujarnya.

Sementara itu, perusahaan ekuitas swasta—yang aktivitas jual belinya menjadi barometer penting bagi M&A—masih menghadapi kesulitan melepas sejumlah aset karena kesenjangan valuasi dengan pembeli. Hal ini berdampak lanjutan pada kemampuan mereka menghimpun dana dan membelanjakannya untuk akuisisi baru. Namun para bankir mulai melihat pemulihan di segmen ini seiring turunnya suku bunga yang membawa lebih banyak calon pengakuisisi ke meja perundingan.

“Yang paling memotivasi para sponsor adalah kebutuhan mereka untuk mengembalikan dana kepada investor,” kata Saba Nazar, ketua global financial sponsors di Bank of America Corp. “Kami telah berada dalam hiruk-pikuk bake-off selama beberapa bulan terakhir.”

Menuju Rekor

Para pelaku kesepakatan mengawali tahun dengan bisik-bisik tentang rekor M&A di bawah pemerintahan Trump yang pro-bisnis. Meski pada 2025 mereka akan sedikit meleset dari tonggak tersebut, di Wall Street muncul keyakinan kuat bahwa guncangan awal itu hanya menunda sesuatu yang tak terelakkan.

Brian Link, salah satu kepala M&A Amerika Utara di Citigroup Inc., mengatakan bahwa setelah “Liberation Day” pada April, ia memperkirakan akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menelaah dampak tarif terhadap berbagai bisnis dan bagaimana menyesuaikannya.

“Namun itu tidak terjadi,” katanya. “Kecuali jika ketakutan kembali menyelimuti pasar, tampaknya tidak ada apa pun dalam waktu dekat yang akan mengubah dinamika ini.”

(bbn)

No more pages