"Kami terus bekerja sesuai arahan Presiden untuk memastikan seluruh titik terdampak dapat segera pulih. Semoga mobilitas masyarakat maupun distribusi logistik dapat kembali normal seperti sediakala," katanya.
Adapun salah satu titik kerusakan terparah terdapat di jalur Medan–Binjai, tepatnya pada Km 9+5/8, di lokasi tersebut tanah dasar jalur ambles sedalam sekitar 1,5 meter dengan panjang kerusakan mencapai 200 meter akibat banjir besar pada 28 November 2025.
Sejak hari pertama kejadian, tim gabungan Kemenhub, pemerintah daerah, operator kereta api, dan relawan teknis bergerak cepat melakukan penanganan darurat. Meski terkendala cuaca ekstrem dan genangan air tinggi, petugas tetap bekerja siang dan malam untuk menstabilkan tanah dasar, mengevakuasi material terdampak, serta mengamankan lingkungan sekitar jalur.
Upaya pemulihan berlanjut pada 29–30 November melalui perbaikan ballast, bantalan, penambat, hingga penataan ulang struktur jalur. Sarana mekanis MTT juga dikerahkan untuk mempercepat proses perbaikan sekaligus memastikan lintasan kembali stabil dan aman dilintasi.
Dudy menyebut Kemenhub akan terus melakukan pemantauan pascapembukaan jalur, termasuk inspeksi rutin terhadap stabilitas lintasan dan penguatan infrastruktur untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem ke depan.
"Koordinasi dengan operator kereta api serta para pemangku kepentingan lainnya juga terus dilakukan untuk memastikan jalur-jalur yang sempat terputus dapat segera tersambung kembali secara menyeluruh," imbuhnya.
(ell)





























