Logo Bloomberg Technoz

Bahkan itu pun menjadikannya anomali karena produsen mobil Jepang jarang memangkas harga. Meskipun diskon telah menjadikan BYD merek kendaraan listrik terpopuler di China, hal itu bisa menjadi bumerang di Jepang karena berisiko membuat pembeli awal merasa tertipu karena membayar harga lebih tinggi dan menurunkan nilai jual kembali, menurut analis otomotif senior Bloomberg Intelligence, Tatsuo Yoshida.

Tantangan-tantangan ini menunjukkan kesulitan yang dihadapi produsen mobil asing di Jepang, di mana penduduk lokal lebih menyukai merek-merek lama seperti Toyota Motor Corp. dan sebagian besar menghindari kendaraan listrik bertenaga baterai demi hibrida berbahan bakar gas-listrik. 

Loyalitas yang tinggi terhadap raksasa lokal telah menghantam merek-merek lama. General Motors Co. menarik merek Saturn-nya setelah penjualan yang buruk, sementara Hyundai Motor Co. mencoba lagi setelah meninggalkan pasar pada tahun 2009.

Bagi BYD, sambutan yang kurang antusias di Jepang bertolak belakang dengan lonjakan penjualan di Eropa karena produsen mobil tersebut berupaya berekspansi ke luar negeri untuk menghadapi tantangan di Tiongkok.

Namun, peluang jangka panjang untuk tetap bertahan di Jepang lebih besar daripada hambatan jangka pendek. Kendaraan listrik diperkirakan hanya akan menyumbang 3,4% dari penjualan mobil baru di Jepang tahun ini, menurut BloombergNEF, dengan pasar yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan di tahun-tahun mendatang.

(bbn)

No more pages