Logo Bloomberg Technoz

Wakil Presiden Direktur BCA, John Kosasih, menambahkan, fundamental perseroan tetap solid di tengah volatilitas pasar. Hingga Juni 2025, rasio kredit bermasalah (NPL) ada pada 2,2%, Loan at Risk (LAR) 5,7%, dengan NPL coverage mencapai 167% dan LAR coverage sekitar 68%.

“Kinerja BCA tetap solid. Neraca keuangan terjaga, likuiditas baik, permodalan memadai untuk menopang kebutuhan dan ekspansi, kualitas aset juga baik, dan profitabilitas masih mencatat pertumbuhan positif hingga semester I-2025,” ujarnya.

Pada paruh pertama 2025, BCA membukukan kredit Rp959 triliun, naik 12,9% yoy. Bank BCA menargetkan pertumbuhan kredit 6–8% sepanjang 2025. Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp1.190 triliun, tumbuh 5,7% yoy, dengan komposisi CASA sebesar Rp982 triliun atau 82,5% dari total DPK.

Perolehan laba Bank BCA tercatat Rp29 triliun, meningkat 8% yoy dimana Pendapatan Bunga Bersih (Net Interest Income) tumbuh 7% dan non-interest income naik 10,6%, ditopang pertumbuhan fee & komisi 9,9% serta trading income 30%.

Di sisi digital, perusahaan terus memperluas layanan aplikasi MyBCA. Integrasi terbaru menghubungkan MyBCA dengan aplikasi anak usaha, seperti BCA Sekuritas dan Welma. “Ke depan, kami akan terus memperkenalkan fitur-fitur baru yang lebih komprehensif, baik untuk transaksi perbankan maupun investasi,” ujar Rudy.

Terkait dividen, John menegaskan Bank BCA akan menjaga rasio payout yang saat ini berada di level 68%. “Secara historis, dividen BCA terus mengalami peningkatan, termasuk pembagian dividen interim. Rasio payout saat ini relatif tinggi dan kami berharap dapat terus dipertahankan,” katanya.

(rtd/wep)

No more pages