China kini menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di dunia setelah ekspansi ekonomi yang pesat mendorong lonjakan polusi.
Langkah menambah industri pada 2027, tiga tahun lebih cepat dari jadwal, menegaskan tekad pemerintah memenuhi target iklimnya.
Kebijakan ini juga diharapkan dapat menghidupkan kembali pasar karbon yang kerap berjalan lesu.
“Industri baru jelas akan mendorong permintaan, sesuai dengan yang diharapkan pemerintah,” kata Camille Wee, analis BloombergNEF.
“Semoga ini menandai jalur penurunan emisi yang sedikit lebih agresif bagi China,” ujarnya.
Pasar karbon China diluncurkan empat tahun lalu dengan cakupan hanya untuk pembangkit listrik, penyumbang emisi terbesar negara itu.
Tahun ini, tiga industri paling polutif lainnya, baja, aluminium, dan semen, akan ikut dimasukkan, meski akan dikenakan aturan yang lebih longgar dalam dua tahun pertama penerapan.
Pada April lalu, Xi berkomitmen memperketat pembatasan emisi gas rumah kaca selama dekade mendatang, sekaligus menegaskan kepemimpinan global China di tengah mundurnya AS dari kewajiban iklim di era pemerintahan Trump.
Percepatan lini waktu bursa karbon ini sejalan dengan kebijakan Uni Eropa, yang akan memberlakukan pajak karbon pada sektor industri mulai 2027.
Kebijakan itu akan memaksa perusahaan China mencatat secara akurat dan mengompensasi jejak karbonnya untuk menghindari beban pajak saat mengekspor ke Eropa.
(bbn)


































