"Penilaian saat ini menunjukkan bahwa selama masa krisis atau perang, peluncur dan rudal ini akan keluar dari pangkalan, bertemu dengan unit penyimpanan dan transportasi hulu ledak khusus, serta melancarkan operasi peluncuran dari lokasi-lokasi yang telah disurvei sebelumnya," imbuh laporan itu, merujuk pada citra satelit.
Pembangunan pangkalan tersebut dimulai sekitar tahun 2004 dan sebagian besar fasilitasnya telah dibangun dan beroperasi pada tahun 2014, menurut laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa kompleks tersebut tampaknya terus dikembangkan sejak saat itu.
Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengatakan pihaknya memantau secara ketat aktivitas nuklir dan rudal Korut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pangkalan rudal yang baru terungkap ini menyoroti meningkatnya ancaman nuklir dan niat strategis rezim tersebut. Hal ini juga menekankan kenyataan bahwa persenjataan nuklir Korut mungkin lebih besar, lebih tersebar, dan lebih tahan terhadap serangan dari yang diasumsikan banyak pihak.
Lokasinya yang dekat dengan perbatasan China semakin melindunginya dari serangan, meningkatkan kepentingan geopolitik bagi Washington dan Beijing. Dengan pembangunan yang terus berlanjut dan Korut yang semakin berani berkat pengalaman tempur nyata di Rusia, penemuan ini menandakan ambisi nuklir Kim Jong Un semakin berkembang dan semakin sulit dihalangi.
Laporan ini muncul hanya beberapa hari setelah Kim menyerukan "ekspansi cepat" program senjata nuklir negaranya, meningkatkan ketegangan tepat saat AS dan Korsel memulai latihan militer gabungan yang dianggap Pyongyang sebagai awal perang.
Presiden Donald Trump dan Kim bertemu langsung tiga kali selama masa jabatan pertama Trump, tetapi interaksi tersebut gagal meyakinkan Kim untuk menghentikan pengembangan program senjata nuklirnya. Korut sejak itu menolak gagasan untuk kembali duduk bersama AS dan kini menjadi sekutu utama Presiden Vladimir Putin, mendukung perang Rusia di Ukraina.
Kim mengatakan awal pekan ini bahwa satu-satunya cara untuk mempertahankan keamanan negara adalah dengan "membuat musuh takut" terhadap Korut dan kemampuannya akan "diekspresikan melalui tindakan nyata."
(bbn)





























