Koreksi harga batu bara sudah memakan korban. Mengutip Bloomberg News, laba BHP Group untuk 2025 diperkirakan turun lebih dari 25%. BHP adalah perusahaan tambang terbesar di dunia.
Perusahaan tambang terbesar di dunia ini membukukan laba yang dapat diatribusikan sebesar US$ 10,2 miliar untuk tahun buku yang berakhir pada 30 Juni, menurut laporan keuangan terbaru.
Meskipun sesuai dengan perkiraan analis, BHP mengatakan penurunan pendapatan sebesar US$ 4,4 miliar "terutama disebabkan oleh penurunan harga bijih besi dan batu bara." Hasil ini sebagian diimbangi oleh peningkatan pendapatan dari tembaga.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah bakal turun lagi atau bisa bangkit berdiri?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara masih terjebak di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 44. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 0. Paling rendah, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Sejatinya harga batu bara berpotensi naik hari ini, meski dalam rentang terbatas. Target resisten terdekat adalah US$ 112-115/ton.
Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 122/ton. Namun perlu diingat bahwa ini adalah resisten yang cukup kuat, agak sulit dijebol.
Adapun target support terdekat adalah US$ 109/ton. Penembusan di titik ini berisiko melongsorkan harga batu bara ke rentang US$ 106-103/ton.
Target paling pesimistis atau support terjauh adalah US$ 97/ton.
(aji)
































