Penguatan rupiah berlangsung ketika animo pasar membesar menyerbu aset-aset di emerging market setelah data inflasi AS yang sesuai ekspektasi pasar, memperkuat skenario pemangkasan bunga acuan The Fed dalam waktu dekat.
Investor ramai memburu surat utang berimbal hasil tinggi seperti Surat Utang Negara (SUN) yang sampai sore ini, terpantau membukukan reli harga. Yield SUN 5Y terpangkas 3,9 basis poin (bps) ke level 5,903%. Begitu juga tenor 7Y, lalu 8Y yang terpangkas 3,7 bps dan tenor 9Y yang juga turun yield-nya 3 bps.
Adapun tenor acuan 10Y, yield turun 1,5 bps. Penurunan yield juga dicatat oleh tenor panjang 15Y dan 20Y, masing-masing 2,7 bps dan 2,1 bps kini di 6,765% dan 6,824%.
Ekspektasi yang menguat akan penurunan bunga The Fed juga memperkuat harapan akan berlanjutnya siklus pelonggaran moneter oleh Bank Indonesia di sisa tahun demi mendorong laju pertumbuhan ekonomi domestik.
Sementara itu di bursa saham, animo investor juga tak terbendung seiring mulai kembali giatnya investor asing berbelanja.
IHSG yang dibuka hijau sejak pagi tadi, jelang penutupan pasar saham sore ini mencatat kenaikan 1,25% di level 7.891.
(rui)




























